Jumat 23 Feb 2018 19:03 WIB

Pesawat R80 Bisa Digunakan untuk Patroli Keamanan Maritim

R80 saat ini dikembangkan untuk pesawat komersial.

Direktur Utama Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho (kiri) menunjukkan miniatur pesawat R80 kepada Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto (kanan) seusai menandatangani nota kesepahaman di sela-sela Singapore Airshow 2016 di Changi, Singapura.
Foto: ANTARA
Direktur Utama Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho (kiri) menunjukkan miniatur pesawat R80 kepada Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto (kanan) seusai menandatangani nota kesepahaman di sela-sela Singapore Airshow 2016 di Changi, Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Regio Aviasi Industri (RAI) sedang mengembangkan Pesawat Turboprop R-80. Setelah diproduksi, pesawat ini nantinya dapat dikembangkan untuk pesawat patroli maritim.

Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho mengatakan saat ini perusahaan mengembangkan Pesawat R80 berpenumpang 80 orang sebagai angkutan udara komersial. Namun tidak menutup kemungkinan dapat dirancang untuk misi lain, seperti untuk patroli oleh TNI Angkatan Udara.

"Pesawat penumpang yang bisa menjadi 'platform' (dasar) untuk beberapa misi, bisa bikin full penumpang, full kargo, setengah penumpang dan setengah kargo, bisa sebagai maritim patrol untuk patroli udara, jadi 'submarrine killer'," kata Agung.

Agung menyebutkan saat ini RAI sudah menyelesaikan desain konseptual yang menjadi dasar untuk pengerjaan selanjutnya yang lebih rinci. Menurut dia, desain konsep yang dibuat harus terdefinisi dari segi ketangguhan pesawat hingga kisaran harga dan maintenance pesawat.

RAI sudah menyelesaikan fase pertama, yaitu Preliminary Design & feasibility pada 2016 dan sudah mendapatkan order sebanyak 155 pesawat. Pemesanan pesawat berpenumpang 80 orang tersebut terdiri atas NAM Air sebanyak 100 unit; Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit. Harga per unit pesawat sebesar 25 juta dolar AS.

Saat ini RAI mengerjakan fase kedua, yaitu Full Scale Development yang direncanakan selesai 2025, di mana 2022 akan dilakukan terbang perdana. Kemudian pada fase ketiga, yaitu Serial Production akan dimulai tahun 2025, dimana RAI akan mulai menyerahkan pesawat untuk pelanggan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement