Jumat 23 Feb 2018 09:33 WIB

Presiden: Kekerasan kepada Pemuka Agama Sudah Keterlaluan

Presiden menegaskan keamanan masyarakat menjadi tanggung jawab Polri.

Predisen Jokowi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)

Polri serius

Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin mengatakan, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memerintahkan Polri menghadirkan jaminan keamanan bagi seluruh pemuka agama. Selain itu, Polri juga diminta mengawal tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya. "Ini perhatian sangat besar dari pemerintah," ujar Syafruddin.

Ia menyampaikan hal tersebut saat menyambangi kediaman pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah, Sentiong, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, KH Umar Basyri, Rabu (21/2). Kiai Basyri diserang orang yang diduga mengalami gangguan jiwa pada Sabtu (27/1).

Perintah Presiden dan Wapres, menurut Syafruddin, langsung dilaksanakan Polri dengan melaku kan penyelidikan dan penyidikan secara cepat. Hanya dalam waktu lima jam, pelaku kekerasan terhadap Kiai Basyri bisa ditangkap.

Syafruddin menambahkan, penanganan kasus Kiai Basyri tidak berhenti di situ. Polri lantas membentuk satuan tugas khusus untuk membackup jajaran Polda Jabar demi mengungkap kasus-kasus lain hingga tuntas. Investigasi bisa dilakukan sampai membidik orang-orang di balik peristiwa-peristiwa itu. Apabila, lanjut Syafruddin, ada motif lain."Sampai ketemu motifnya," katanya.

photo
Wakapolri Syafruddin

Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal Polisi Ari Dono Sukmanto memastikan, Polri akan tetap menggali data dan fakta terkait peristiwa-peristiwa itu. Ia pun meminta masyarakat tetap percaya terhadap kinerja aparat kepolisian dalam menuntaskan kasus-kasus yang ada.

Berdasarkan data milik Bareskrim Polri, tercatat sejak Desember 2017 sampai sekarang sudah ada 21 peristiwa kekerasan terhadap pemuka agama (lihat TABEL). Hasil penelusuran polisi menunjukkan seluruh peristiwa murni kriminal biasa.

"Pelaku, modus, hingga motifnya beragam dan tak ada kecenderungan seperti yang selama ini jadi pembicaraan masyarakat. Justru masyarakat malah terjebak dengan agenda sebenarnya jika terus membicarakan ini," kata Ari menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement