REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, mewaspadai wilayah di sepanjang aliran Sungai Cilamaya. Pasalnya, pada Kamis (22/2) sore, dikabarkan tanggul Sungai Cilamaya yang berada di Desa Mekar Maya, Kecamatan Cilamaya Wetan, mengalami jebol sepanjang 10 meter. Tanggul tersebut jebol akibat tak kuat menahan gerusan debit air yang kencang dan tinggi.
Kepala BPBD Kabupaten Karawang, Banuara Nadeak, mengatakan, pihaknya baru saja menerima informasi soal tanggul Sungai Cilamaya yang jebol. Akibat kejadian itu, sekitar lima hektare sawah terendam air.
Bahkan, air sungai tersebut sampai menggenangi jalan kabupaten yang menghubungkan antar desa di kecamatan tersebut. "Tidak ada upaya yang bisa kami lakukan. Tanggul yang jebol ini belum bisa diperbaiki," ujar Banuara, kepada Republika.
Alasannya, perbaikan tanggul itu tidak bisa dilakukan saat ini. Sebab, debit airnya cukup besar. Sehingga, perbaikan secara manual atau hanya menggunakan karung berisi pasir, hasilnya tidak akan maksimal.
Penangan tanggul yang jebol ini, harus komprehensif dan menyeluruh. Bahkan, membutuhkan anggaran yang sedikit. Sehingga, perbaikannya tidak bisa sifatnya sementara.
Untuk itu, pihaknya akan segera melaporkan kejadian ini ke instansi terkait. Termasuk ke BPBD provinsi. Supaya, tanggul jebol ini segera diperbaiki secara permanen.
"Kami terus memonitor wilayah di sekitaran lokasi tanggul jebol ini. Sampai pukul 19.34 WIB, kondisi masih aman. Debit air mengalami penurunan," ujarnya.
Sementara itu, Yanti Sopiyanti (23 tahun) warga setempat, mengatakan, pada sore hari tadi pemukiman di sekitaran tanggul yang jebol sudah ada genangan-genangan air. Namun, genangan tersebut masih cukup rendah. Tidak sampai se mata kaki orang dewasa.
"Genangan juga terlihat di jalan penghubung antar desa di Cilamaya ini. Saat ini, kami waspada takut air tiba-tiba naik dan menggenangi rumah kami," ujarnya.