Kamis 22 Feb 2018 11:42 WIB

Jokowi: Rehabilitasi Sungai Citarum Butuh 7 Tahun

Rehabilitasi sungai dinilai sebagai pekerjaan besar.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanam pohon di sekitar kawasan Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanam pohon di sekitar kawasan Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KERTASARI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke hulu sungai Citarum, Situ Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2). Menurutnya, rehabilitasi Sungai Citarum baru bisa dilakukan dalam tujuh tahun.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Jokowi datang ke lokasi penanaman pohon di area petak 73, Gunung Wayang dan langsung menanam pohon manglid. Presiden didampingi oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Menteri PUPR, Pramono Anung, Teten Masduki, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jawa Barat serta Bupati Bandung, Dadang M Naser.

photo
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menteri, gubernur Jawa Barat, Pangdam III/Siliwangi dan Kapolda Jawa Barat, meninjau bibit-bibit pohon untuk ditanam di kawasan Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2).

Usai melakukan penanaman, didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup, Pangdam III Siliwangi, Kapolda Jawa Barat dan Gubernur Jabar, Presiden Jokowi memantau titik-titik lokasi yang dijadikan sebagai area penanaman pohon.

Jokowi mengatakan kedatangannya ke hulu Sungai Citarum di Kecamatan Kertasari dalam rangka melihat gerakan rehabilitasi di wilayah daerah aliran sungai Citarum. Menurutnya, proses rehabilitasi sudah dimulai dan dilakukan sejak 1 Februari lalu.

"Jadi sudah dimulai (rehabilitasi). Ini bukan seremonial seperti yang sudah sudah. Ini pekerjaan besar. Mungkin Insya Allah bisa diselesaikan dalam tujuh tahun. Tetapi bukan di hulunya saja tapi tengahnya dan di hilir, semua terintegrasi," ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/2).

photo
Aktivitas pengunjung di Kilometer 0 Citarum, Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2)

Menurutnya, rehabilitasi yang dilakukan mulai dari lahan, limbah, dan polusi industri. Semua akan dikerjakan secara terintegrasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota serta kementerian.

"Semua terlibat, Pangdam dan Kapolda semuanya ikut bersama-sama mengerjakan secara bergotong royong untuk rehabilitasi aliran sungai Citarum," ungkapnya.

Dia menuturkan, untuk memastikan program rehabilitasi berjalan, ia akan turun langsung melihat dalam kurun waktu tiga bulan atau enam bulan. Saat ini, PTPN VIII telah memberikan lahan seluas 950 hektar untuk ditanami dan relokasi. Selain itu, Perhutani pun memberikan lahannya yang diharapkan bisa segera dihijaukan kembali.

Jokowi mengatakan tanaman yang bisa ditanami dengan tanaman ekologis dan ekonomis seperti kopi, karet, damar dan manglid, puspa, rasamala, panginten. "Tanaman lokal disini yang memang endemik terus dikerjakan," katanya.

Saat disinggung terkait pencemaran limbah oleh pabrik, Jokowi mengaku ingin fokus terlebih dahulu rehabilitasi di hulu sungai Citarum. Sebab, rehabilitas merupakan pekerjaaan sangat besar. Namun, ia memastikan akan menindak perusahaan pencemar limbah.

"Satu-satu dulu di hulu. Jangan kemana-mana dulu. Kita cerita disini saja," ungkapnya. Usai melakukan penanaman dan memantau, Jokowi langsung beranjak melihat ke Situ Cisanti. Dalam sambutannya, ia mengatakan sudah terlalu lama sungai Citarum tidak diurus.

"Bulan Februari menjadi momentum kerja besar. Belum terlambat, kalau gak bergerak cepat bisa terlambat," katanya. Menurutnya, Sungai Citarum bisa menjadi contoh bagi Daerah Aliran Sungai (DAS) lainnya seperti Das Bengawan Solo dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement