Rabu 21 Feb 2018 22:13 WIB

Wakapolri: Kasus Sabu 1,6 Ton Terus Didalami

Narkotika tersebut ditemukan di kapal asal Taiwan berbendera Singapura

Rep: Djoko Suceno/ Red: Hazliansyah
Kapal asal Taiwan berbendera Singapura yang membawa 1,6 ton sabu-sabu di Perairan Helen Mars Karang Banten, Kepulauan Riau, Selasa (20/2).
Foto: Dok Polda Kepri
Kapal asal Taiwan berbendera Singapura yang membawa 1,6 ton sabu-sabu di Perairan Helen Mars Karang Banten, Kepulauan Riau, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakapolri Komjen Pol Drs Syafruddin, mengatakan penyidik Bareskrim masih mendalami kasus penyelundupan sabu sebesar 1,6 ton oleh Satgas Merah Putih Mabes Polri bersama aparat Bea dan Cukai. Narkotika tersebut ditemukan di kapal asal Taiwan berbendera Singapura di Perairan Helen Mars Karang Banten, Kepulauan Riau, Selasa (20/2).

"Masih terus dilakukan investigasi mendalam agar terungkap dalangnya," kata dia kepada para wartawan usai silaturahmi ke Pondok Pesantren Al Hidayah, Sentiong, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Rabu (21/2).

Pengungkapan kasus tersebut, kata Syafruddin, merupakan keberhasilan jajaran Polri dan Bea Cukai. Dengan terungkapnya kasus penyelundupan tersebut, kata dia, berarti telah menyelamatkan jutaan anak bangsa dari narkoba.

"Bisa dibayangkan kalau sempat beredar di masyarakat berapa juta anak-anaknkita yang akan jadi korban," ujar dia.

Indonesia, lanjut Syafruddin, menjadi salah satu pasar potensial narkoba karena jumlah penduduknya yang besar sebanyak 250 juta. Ia mengatakan, tak hanya Indonesia, sejumlah negara di kawasan Asia pun jadi sasaran para bandar narkoba.

"Sebanyak 3/4 penduduk dunia ada di Asia. Dan ini jadi sasaran bandar narkoba," imbuh dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement