Selasa 20 Feb 2018 18:09 WIB

Polda Bali Antisipasi Ujaran Kebencian Selama Pilkada 2018

Polda Bali mengantisipasi potensi-potensi kerusuhan pada pelaksanaan pilkada.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ratna Puspita
Polda Bali juga menggandeng akademisi, khususnya dosen dan mahasiswa sebagai agen keamanan dan ketertiban lingkungan selama pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2018.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Polda Bali juga menggandeng akademisi, khususnya dosen dan mahasiswa sebagai agen keamanan dan ketertiban lingkungan selama pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjen Petrus Reinhard Golose mengantisipasi potensi-potensi kerusuhan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah, khususnya pemilihan gubernur (Pilgub) Bali tahun ini. Bentuk-bentuknya dapat berupa ujaran kebencian (hate speech), politik uang, dan kampanye hitam.

"Ini semua potensi kerawanan yang bisa saja terjadi dari awal sampai penetapan pasangan calon dan pelaksanaan pilkada nanti," kata Golose di Denpasar, Selasa (20/2).

Polda Bali melibatkan TNI dan penyelenggara pemilu dengan menyelenggarakan apel gelar pasukan Operasi Mantap Praja 2018, megibung atau kegiatan kumpul bersama berbagai pemangku kepentingan, tatap muka penyelenggara pemilu, kegiatan olah raga bersama, dan sebagainya. Ini adalah wujud sinergitas Polda Bali dalam menyiapkan pilkada kondusif.

Polda Bali juga menggandeng akademisi, khususnya dosen dan mahasiswa sebagai agen keamanan dan ketertiban lingkungan. Ini karena mahasiswa tidak mudah terintimidasi kampanye hitam, politik uang, dan berita hoax yang sedemikian cepatnya menyebar di masyarakat.

"Mahasiswa menjadi agen keamanan dan ketertiban masyarakat yang berpartisipasi di tengah masyarakat dalam pelaksanaan pilkada serentak ini," kata Golose.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali telah menggelar deklarasi kampanye damai pemilihan serentak 2018. Ada empat poin yang dituangkan dalam naskah deklarasi kampanye damai tersebut.

Pertama, siap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Kedua, siap melaksanakan kampanye pemilihan 2018 yang damai, demokratis, dan edukatif untuk mewujudkan kedaulatan pemilih.

Ketiga, siap melaksanakan kampanye pemilihan 2018 tanpa hoax, politik SARA, dan politik uang. Keempat, tunduk dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan deklarasi kampanye damai ini dilaksanakan serentak di 171 daerah penyelenggara pemilihan tahun ini. Mereka terdiri dari 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten kota seluruh Indonesia.

"Harapannya seluruh komponen memaknai istilah damai ini dengan lebih mendalam. Damai bukan hanya di permukaan, namun juga damai dalam hati," katanya.

Ada dua kubu yang akan bertarung dalam Pilgub Bali tahun ini. Mereka adalah pasangan I Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dengan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra0Ketut Sudikerta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement