Selasa 20 Feb 2018 15:26 WIB

Ditanya BAP Alexis, Anies: Anda 'Pengen' Kejutan?

Anies minta semua pihak bersabar untuk enerima kejutan yang dijanjikan

Rep: Mas Amil Huda / Red: Esthi Maharani
Menutup Hotel Alexis.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menutup Hotel Alexis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Anies Baswedan masih enggan membuka hasil berita acara pemeriksaan (BAP) yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta terhadap Alexis atas dugaan adanya kembali praktik prostitusi. Anies justru meminta semua pihak bersabar untuk menerima kejutan yang dijanjikannya.

"Anda pengen kejutan atau bukan kejutan? Kalau kejutan saya enggak ngomong dulu sekarang," kata dia di Balai Kota, Selasa (20/2).

Beberapa waktu lalu Anies menyebut hasil BAP Alexis disebutnya telah selesai. Anies berjanji akan menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap Alexis yang tertuang dalam BAP. Dia bahkan menyebut Alexis telah mengakui kesalahannya. "Sudah diperiksa dan hasil pemeriksaan ada BAP-nya dan mereka mengaku salah," ujar dia.

Namun, pernyataan ini dibantah pihak Alexis. Humas Manajemen Alexis, Lina Novita membantah semua pernyataan Anies yang menyebut pihak Alexis telah mengakui kesalahan dan telah tertuang dalam BAP. Lina merasa Alexis tak pernah diundang untuk dimintai keterangan.

"Kami tidak pernah menerima undangan resmi dari dinas pariwisata terkait 'permintaan keterangan' sebagaimana yang seharusnya dalam prosedur pemeriksaan dalam BAP," kata Lina saat dikonfirmasi.

Lina mengaku, ada pertemuan antara pihak Alexis dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Namun, Lina mengklaim, pertemuan itu bukan untuk pemeriksaan tapi hanya sebatas konfirmasi atas video yang beredar di masyarakat.

Yang dikonfirmasi, kata Lina, adalah terkait dugaan adanya praktik prostitusi kembali setelah izin usaha tak dilanjutkan Pemprov DKI.

"Kami belum pernah mengakui salah, justru SOP kita perketat sekarang ini muncul katanya video rekaman, nah ini yang kita pertanyakan juga ada apa ini. Kita sayangkan pembuat video nggak muncul supaya jelas siapa pelakunya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement