Selasa 20 Feb 2018 13:43 WIB

Risma Minta Warga Surabaya Waspadai Penculikan Anak

Risma meminta agar warga lebih peka lihat orang dewasa bawa anak nangis

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi penculikan anak.
Foto: jak-tv.com
Ilustrasi penculikan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau masyarakat Surabaya, khususnya para orang tua agar lebih waspada terhadap kasus penculikan anak. Banyaknya informasi terkait kasus penculikan dan kekerasan terhadap anak, menjadi penyebab Risma terus mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap para penculik anak.

Risma pun mengungkapkan beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para orang tua untuk mengawasi dan melindungi anaknya. Pertama, kalau ada di rumah, agar pintu dan pagar selalu ditutup dan terkunci rapat.

"Pantau terus anak sudah pulang sekolah atau belum. Terutama putra-putrinya yang dipegangi gadget atau HP, tolong diawasi," kata Risma di Surabaya, Selasa (20/2).

Tips selanjutnya, apabila menggunakan kendaraan bersama dengan anak dan tiba-tiba terjadi seperti ban bocor atau kendaraan ditabrak orang, maka anak-anak jangan sampai terlepas dari pengawasan. Sebab, kata Risma, itu kondisi yang dicari atau dimanfaatkan oleh para penjahat.

"Jangan sampai membiarkan ada orang lain yang membantu menyelamatkan dengan menggendong anak kita. Karena banyak kejadian anak yang langsung dibawa kabur," ujar perempuan kelahiran Kediri tersebut.

Kemudian, ketika sedang berjalan-jalan di luar rumah, lanjut Wali Kota Risma, usahakan untuk selalu menggandeng atau menggendong anak. Artinya, orang tua jangan membiarkan anaknya berjalan sendirian, karena ini akan lebih memudahkan penculik.

Risma juga berpesan kepada masyarakat agar lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Mengingat predator anak masih bebas berkeliaran di manapun. "Predator anak ada dimana-mana, mungkin saat ini juga bisa ada disekitar kita," kata Risma.

Risma mengungkapkan, fenomena yang terjadi tidak hanya kasus penculikan. Namun, sang penculik juga mencoba untuk menyakiti anak-anak. Maka dari itu, kata Risma, ketika masyarakat melihat ada anak yang sedang menangis atau ketakutan bersama orang dewasa, supaya lebih peka untuk ditanyakan apa yang terjadi.

Risma menambahkan, anak yang masih menempuh pendidikan SD ataupun SMP dengan usia dibawah 18 tahun, masih tergolong anak-anak dan masih perlu dijaga. Menurutnya, menjaga anak-anak sama dengan menjaga titipan Tuhan. Jangan sampai anak-anak hancur, sebab kalau anak-anak hancur maka negara ini juga akan hancur.

"Jadi harus dijaga putra-putri kita, untuk masa depan negara ini," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement