REPUBLIKA.CO.ID, KUTACANE -- Material debu vulkanis akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara telah mencemari udara di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh. Mayoritas warga memilih berada di dalam rumah karena khawatir mengalami gangguan kesehatan jika menghirup abu vulkanis Gunung Sinabung.
"Kami takut terkena debu vulkanis dari letusan Gunung Sinabung. Kami memilih istirahat di dalam rumah," kata warga di Desa Perapat Sepakat, Babussalam, Sumur Raden (37).
Zulkarnain (32), pemilik warung kopi setempat mengatakan, jika dihirup debu vulkanis tersebut, maka sangat berbahaya bagi kesehatan karena bisa menimbulkan masalah pernapasan dan gangguan pada bagian paru-paru. Ia menyatakan pula, begitu juga bila tersentuh kulit di tubuh seperti pada bagian tangan atau kaki, bisa mengakibatkan pembengkakan.
"Malam ini, tak seperti biasanya orang berkumpul minum kopi di warung saya. Memang masih ada, tapi sedikit. Ini pun, sebentar lagi saya mau tutup," ujarnya lagi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung telah menyebar hingga beberapa wilayah di Aceh akibat terbawa angin.
"Debu vulkanis Gunung Sinabung menyebar ke beberapa kabupaten/kota di Aceh," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria.
Ia menjelaskan, material yang dibawa dari erupsi gunung berada di Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara tersebut telah mengarah ke bagian tengah, dan barat-selatan di provinsi paling ujung utara di Sumatera ini.
Wilayah terdekat dari Tanah Karo seperti Aceh Tenggara, Gayo Lues, Subulussalam, Aceh Selatan, dan beberapa daerah lainnya dipastikan terdampak debu vulkanis. Pada saat letusan pertama kali terjadi sekitar pukul 08.53 WIB, Gunung Sinabung juga mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah.
"Material dan debu vulkanis dibawa angin ke sejumlah wilayah di Aceh, dibanding ke Sumatra Utara, seperti Kecamatan Babulrahmah, Lawe Sigala-gala, dan Lawe Bulan di Aceh Tenggara," kata dia lagi.