Senin 19 Feb 2018 17:41 WIB

Bencana Landa Tujuh Desa di Kuningan

Tidak ada korban jiwa dalam bencana yang terjadi setelah hujan deras tersebut

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Warga berdiri di teras rumahnya yang terendam banjir. ilustrasi
Foto: Antara/Rahmad
Warga berdiri di teras rumahnya yang terendam banjir. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  KUNINGAN -- Bencana alam berupa gerakan tanah, longsor dan banjir melanda tujuh desa yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Kuningan. Tidak ada korban jiwa dalam bencana yang terjadi setelah hujan deras tersebut.

 

Adapun ke tujuh desa itu, yakni Desa Sukamaju di Kecamatan Cibingbin, Desa Cimulya di Kecamatan Cimahi, Desa Padamulya di Kecamatan Maleber, Desa Cinagara di Kecamatan Lebakwangi, Desa Karangkancana di Kecamatan Karangkancana, Desa Sumberjaya di Kecamatan Ciwaru dan Desa Patalagan di Kecamatan Pancalang.

 

"Bencana di tujuh desa itu terjadi setelah hujan deras mengguyur pada Jumat (16/2) dan Sabtu (17/2)," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Senin (19/2).

 

Agus menyebutkan, di Desa Sukamaju, Kecamatan Cibingbin, bencana alam berupa pergerakan tanah, tepatnya di RT 02 RW 03 Dusun Argasoka, Jumat (16/2) pukul 21.00 WIB. Akibatnya, satu rumah warga milik Darsini (60) yang dihuni empat jiwa mengalami rusak berat.

 

Selain itu, pergerakan tanah juga mengancam dua unit rumah warga lainnya. Yakni milik Kushendar (35) dan Haidir (35).

 

Bencana pergerakan tanah juga terjadi di Desa Cimulya, Kecamatan Cimahi, tepatnya di RT01 RW 01 Dusun Kliwon, Sabtu (19/2) pukul 03.00 WIB. Akibat bencana itu, satu unit rumah warga milik Kasnadi (90) yang dihuni dua jiwa mengalami rusak berat. Tak hanya itu, pergerakan tanah juga membuat kebun seluas 2.700 meter persegi milik warga mengalami retak-retak.

 

"Pemilik rumah untuk sementara ini diungsikan ke rumah kerabatnya," terang Agus.

 

Di Desa Padamulya, Kecamatan Maleber, lanjut Agus, bencana alam yang terjadi berupa tanah longsor. Di desa tersebut, longsor melanda Dusun Ciakar pada Sabtu(17/2) pukul 05.00 WIB dan Dusun Cimulya pada Jumat (16/2) pukul 17.00 WIB.

 

Agus menyebutkan, di Dusun Ciakar, tanah longsor dari tebing ukuran 7 m X 3 menimpa teras belakang rumah milik Darpin (50), yang dihuni tiga jiwa. Sedangkan di Dusun Cimulya, longsor dari tembok penahan tanah (TPT) membuat rumah milik warga bernama Uci Sanusi (54) menjadi terancam.

(baca juga: Ratusan Warga Kudus Mengungsi karena Banjir)

 

Di Desa Cinagara, Kecamatan Lebakwangi, bencana juga berupa tanah longsor. Longsor dari TPT itu mengenai teras samping rumah milik warga bernama Ahmad Rahmat (58) yang dihuni tiga jiwa.

 

"Longsor juga terjadi di Desa Sumberjaya, Kecamatan Ciwaru," terang Agus.

 

Untuk bencana banjir, Agus menyebutkan, peristiwa itu terjadi di Desa Patalagan,Kecamatan Pancalang. Banjir yang terjadi pada Sabtu (17/2) pukul 22.30 WIB itu merendam 47 rumah milik warga yang tersebar di RT 07 RW 03 dan RT 08 RW 03.

 

"Ketinggian banjir sekitar 40 sentimeter," tutur Agus.

photo
Longsor (Ilustrasi)

 

Lebih lanjut Agus mengatakan, berbagai bencana alam yang melanda tujuh desa tersebut tak menimbulkan korban jiwa. Warga di masing-masing lokasi pun sudah bergotong royong bersama petugas terkait untuk mengatasi dampak dari bencana tersebut.

 

Terpisah, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat akan terjadi sepanjang Februari 2018. Warga di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) pun diimbau untuk mewaspadai potensi bencana yang terjadi akibat tinginya intensitas hujan tersebut.

 

"Bulan Februari ini merupakan puncak musim hujan," tandas Ahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement