REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecam akun di Twitter yang memfitnah pesaingnya, calon gubernur Sudirman Said. Apalagi akun tersebut menampilkan fotonya. "Di situ kan ada wajah saya. Saya tuliskan pada dia (akun). Kenapa Anda tega menggunakan nama saya untuk memfitnah orang, sekarang akunnya sudah di-delete," katanya di Semarang, Kamis (15/2).
Akun yang dipersoalkan menggunakan nama @ganjar2periode dengan latar profil bergambar Ganjar dengan mencuitkan isu suku, agama, ras, antargolongan (SARA) untuk tidak memilih Sudirman Said. Hal itu diungkapkan kandidat petahana dari PDI Perjuangan yang diusung sebagai calon gubernur berdampingan dengan Taj Yasin, usai pelantikan pengurus Banteng Muda Indonesia (BMI) Kota Semarang.
"Akunnya sudah di-delete, tetapi dikejar. Penegak hukum sudah bekerja dan tetap diproses meski akun menghilang. Apakah ada maksud jahat, biar polisi yang membuktikan," katanya.
Ganjar menilai tindakan memfitnah, apalagi dengan menggunakan isu SARA merupakan cara yang kampungan dan ndeso yang tidak mendidik sama sekali. Karena itu, cara-cara ini harus sama-sama dilawan. "Saya ingin menunjukkan kepada publik bahwa calon, pendukung, pengusung, semuanya harus memagari dari isu-isu itu. Kalau pengen dilawan, silakan negasikan," katanya.
Artinya, dia mneyebut, lebih mengedepankan pada program dan visi-misi dalam membangun Jateng ke depan, seperti upaya mengatasi kemiskinan dan memberantas korupsi sehingga lebih edukatif. "Misalnya, Ganjar orangnya tidak mampu, boleh nanti kita berdebat. Tunjukkan data-data, fakta, taktik, dan strategi. Harus mendidik, apa programmu, apa programku. Tidak dengan cara-cara seperti itu," katanya.
Untuk memproses kasus itu, Ganjar mengatakan timnya sudah berkomunikasi dengan kepolisian untuk melaporkan secara resmi akun tersebut. Termasuk terkait fitnah yang menyebutnya komunis.
Ia yakin jika kompetitornya, yakni pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jateng Sudirman Said dan Ida Fauziah pun tidak setuju dengan cara-cara memfitnah semacam itu, apalagi dengan mengusung isu SARA. Senada, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang pada kesempatan sama juga meminta masyarakat, khususnya kader PDI Perjuangan untuk mengawal pelaksanaan pilkada secara damai.
"Bagaimana mengawal kemenangan Ganjar-Gus Yasin dengan tidak menciderai lawan, tidak mencerai-berai keutuhan bangsa. Kalau menemukan selebaran yang menjelek-jelekkan, segera laporkan," tegasnya.