REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekitar 108 orang terjaring razia Hari Valentine yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya di sejumlah tempat di Kota Pahlawan pada Rabu (14/2) malam.
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Surabaya Bagus Supriyadi, di Surabaya, Kamis (15/2), mengatakan dalam razia ini, pihaknya melibatkan Polrestabes Surabaya, Garnisun, dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dan BNNK Surabaya.
"Hasilnya, kami berhasil menjaring sebanyak 108 orang dan 17 di antaranya positif menggunakan narkoba," katanya.
Bagus mengatakan 108 orang yang terdiri dari 53 laki-laki dan 55 perempuan. Setelah dites urine dan darah oleh BNN, ternyata 17 orang positif narkoba, 10 laki-laki dan 7 perempuan. "Sedangkan sisanya 91 orang, negatif narkoba," kata Bagus.
Bagus memastikan, bagi 17 orang yang positif menggunakan narkoba akan langsung dibawa oleh BNN untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Sebab, mereka memiliki langkah-langkah sendiri untuk menangani warga yang positif menggunakan narkoba. "Dalam operasi ini, kami pastikan tidak ada yang negatif HIV," katanya.
Menurut dia, 108 orang itu terjaring di 11 hotel, kos, dan homestay. "Kami menyasar hotel, kos, dan homestay itu karena kami mendapatkan informasi dan kami menduga ada banyak pasangan mesum yang akan berkunjung ke tempat tersebut. Ternyata benar," ujarnya.
Bagus menjelaskan operasi semacam ini sebenarnya sudah digelar Satpol PP Surabaya setiap hari. Biasanya, anggota Satpol PP menyasar beberapa titik rawan, seperti di Jembatan Suramadu dan beberapa taman kota.
Namun, pada waktu Hari Valentine ini lebih dimasifkan sehingga dapat menjaring pelanggar banyak. "Karena Hari Valentine, maka daerah sasaran operasinya diperluas," katanya.
Operasi ini, lanjut dia, untuk menunjukkan bahwa Pemkot Surabaya tidak tinggal diam dalam menjaga keamanan dan keteriban di Kota Surabaya. Ia memastikan Satpol PP beserta jajaran terkait selalu mengawasi dan mengantisipasi segela peredaran narkoba, trafficking, dan beberapa pelanggaran lainnya di Surabaya.
"Ini adalah wujud perhatian Pemkot Surabaya dalam mengamankan ketertiban dan keamanan Kota Surabaya," katanya.