REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, mengaku prihatin sejumlah kader Golkar ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Ya kaget juga ya, dari Golkar, padahal sudah diinstruksikan sejak awal, sejak saya ada gitu sudah kita kumpulkan," kata Novanto di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis.
Dia menilai Bupati Subang, Imas Aryumningsih yang ditangkap KPK, sangat berhasil memimpin, memiliki elektabilitas tinggi dan mampu mendatangkan investasi cukup meyakinkan. Pada Rabu (14/2), KPK menetapkan Bupati Imas Aryumningsih sebagai tersangka suap perizinan di Pemkab Subang 2017-2018 senilai Rp 4,5 miliar.
Imas maju lagi sebagai calon Bupati Subang berpasangan dengan Sutarno dalam Pilkada Subang 2018. Pasangan ini diusung Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Selain itu, KPK pada Rabu (14/2) juga menetapkan anggota DPR dari Partai Golkar Fayakhun Andriadi sebagai tersangka, Fayakun tersangkut kasus suap proyek di Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Setnov yakin Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, sudah melakukan instruksi-instruksi menghadapi persoalan itu. "Tapi kan kita tidak tahu kejadian-kejadian yang ada gitu, ya kita harapkan tidak ada lagi gitu-gitu. Kasihan juga itu, banyak yang punya potensi tinggi, ada masalah gitu,'' katanya. ''Kita minta supaya kader-kader Golkar seluruh Indonesia sesuai hibauan KPK supaya tidak terjadi lagi untuk ini."
Ia mengaku sudah berkeliling di 253 kabupaten dan membicarakan pilkada hati-hati. "Jangan sampai tersangkut dalam hiruk pikuk yang berkaitan dengan perizinan, yang berkaitan dengan masalah APBD," tambah Setnov.