Rabu 14 Feb 2018 13:08 WIB

Meski Diunggulkan, JK Tegaskan tak Nyalon Lagi

JK masih diunggulkan menjadi cawapres di tengah munculnya cawapres muda.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Elba Damhuri
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla saat memimpin Rapat Terbatas terkait kebijakan satu peta di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla saat memimpin Rapat Terbatas terkait kebijakan satu peta di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menepis kabar dirinya akan kembali maju dalam bursa pemilihan presiden dan wakil presiden pada 2019. Dia menegaskan tidak akan maju lagi dalam pilpres 2019 karena mempertimbangkan usia.

"Kan saya sudah katakan, saya ini mempertimbangkan juga segi umur," ujar JK ketika ditemui di kantornya, Selasa (13/2). JK justru mendorong para kader-kader muda untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa dalam pemilihan presiden 2019.

Adapun dia mendukung Presiden Joko Widodo untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden di 2019 mendatang karena dinilai masih mampu. "Biarkan yang lebih muda, Pak Jokowi masih muda dibanding saya," kata JK.

JK secara tegas menyatakan dukungannya kepada Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Namun, JK belum secara terperinci membeberkan bentuk dukungan tersebut. "Otomatis dukung beliau maju. Ya, tentu kita mendukung beliau. Bagaimana caranya, nanti kita lihat," ujar JK.

Adapun di sisi lain, JK memberikan isyarat mengenai sosok yang cocok mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Menurut dia, sosok yang bisa mendampingi Joko Widodo harus memiliki dua syarat, yakni dapat membantu keterpilihannya dan membantu pekerjaan Presiden.

"Ya, saya kira memang semua tokoh berbeda-beda pengalamannya, caranya, tapi bagaimana semua tokoh bisa membantu keterpilihannya. Kedua, membantu dalam hal pekerjaan nanti. Dua-duanya mungkin ada yang punya syarat itu," ujar pria asal Bugis tersebut.

Meski sudah memberikan syarat-syarat, JK mengaku belum memiliki nama yang akan diusulkan untuk menjadi calon wakil presiden. Dia kembali menegaskan, sosok yang mendampingi Joko Widodo nantinya harus memiliki dua syarat tersebut.

"Belum, karena harus punya dua hal ini, dan tentu yang bisa memperluas jangkauan keterpilihan," ujar Jusuf Kalla.

Mencuatnya isu kembalinya JK dalam bursa pilpres 2018 muncul saat jurnalis senior Asia Times John Mcbeth membuat analisis menarik seputar pilpres 2019. Dalam tulisannya berjudul "Widodo steams towards easy second term" (Jokowi Menuju Kursi Presiden Kedua Kalinya) di Atimes.com pada 7 Februari 2018, McBeth menulis tentang kemungkinan kembalinya duet Joko Widodo-Jusuf Kalla pada pilpres 2019.

Sumber McBeth dari internal tim Jokowi menyatakan, JK merupakan pilihan yang paling aman bagi Jokowi untuk maju. Dibanding calon-calon lain dari kalangan Muslim, JK memiliki banyak kelebihan yang bisa mengambil dan memengaruhi suara-suara Muslim yang ini menjadi titik lemah Jokowi.

McBeth menulis, JK adalah Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang memiliki pengaruh luas dan kuat di kalangan umat Islam. Menurut McBeth, Jokowi saat ini memiliki kesulitan mendapatkan calon wakil presiden yang bisa diterima di kalangan Muslim konservatif yang jumlah suaranya sangat signifikan.

Dari survei SMRC beberapa waktu lalu, nama JK masih berkibar sebagai kandidat wapres paling tinggi. JK berada di atas Agus Harimurti Yudhoyono, putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat. Agus dikatakan McBeth memiliki peluang besar digandeng Jokowi jika suara kalangan muda jauh lebih penting dan besar dibandingkan suara dari Muslim konservatif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement