Selasa 13 Feb 2018 14:48 WIB

FKUB Sleman Gotong Royong di Gereja Santa Lidwina

FKUB Sleman terdiri dari tokoh dan ormas keagamaan di Kabupaten Sleman

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Hazliansyah
Warga mebersihkan gereja pascapenyerangan yang dilakukan oleh seorang pria dengan senjata tajam saat ibadah misa di Gereja St. Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (12/2).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warga mebersihkan gereja pascapenyerangan yang dilakukan oleh seorang pria dengan senjata tajam saat ibadah misa di Gereja St. Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masyarakat dari berbagai elemen beramai-ramai memberikan dukungan moril kepada Gereja Santa Lidwina. Hari ini, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman menggelar bersih-bersih di lokasi tersebut.

FKUB Kabupaten Sleman sendiri terdiri dari tokoh-tokoh dan ormas-ormas keagamaan yang ada di Kabupaten Sleman. Secara gotong royong, mereka melakukan bersih-bersih gereja yang diawali dengan apel yang dipimpin langsung Bupati Sleman Sri Purnomo.

Dalam sambutannya, Sri Purnomo menekankan seluruh jajaran pemerintahan bersama warga Sleman menolak dan mengutuk aksi tersebut. Dan, sebagaimana diterangkan Kapolda DIY, pelaku penyerangan bukan merupakan masyarakat Sleman.

"Melalui kegiatan bersama FKUB ini kami ingin tunjukkan kepada masyarakat Indonesia kalau Sleman itu sebenarnya damai dan tertib," kata Sri, Selasa (13/2).

Ia menegaskan, masyarakat Kabupaten Sleman menolak aksi-aksi seperti yang telah terjadi, yang mengakibatkan setidaknya tiga jemaat mengalami luka-luka. Sri mengingatkan agar kejadian ini membuat masyarakat Sleman semakin merapatkan barisan.

Termasuk, lanjut Sri, cerdas dalam memilah informasi-informasi atau berita-berita agar masyarakat tidak berspekulasi. Sebab, itu hanya akan menunjukkan provokasi-provokasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu seakan berhasil.

"Mari kita rapatkan barisan agar tidak mudah terpancing isu-isu yang dapat memperkeruh suasana," ujar Sri.

Kegiatan bersih-bersih sendiri rencananya akan terus diselenggarakan sampai Kamis (15/2) mendatang. Hal itu bertujuan agar pada Jumat ini tempat ibadah ini bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan kembali.

Berlangsung sejak pagi, kegiatan bersih-bersih meliputi pembersihan lingkungan sekitaran gereja, pengecatan ulang dinding-dinding gereja dan perbaikan barang-barang. Masyarakat dengan berbagai atribut tumpah ruah mengikuti bersih-bersih tersebut.

Mulai dari perwakilan-perwakilan Pemuda Muhammadiyah, Kokam, Banser, Aisyiyah sampai Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY hadir. Selain memberikan dukungan moril, kehadiran mereka sekaligus menunjukkan kerukunan di Sleman yang selama ini memang terjaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement