Senin 12 Feb 2018 18:07 WIB

Pemuka Agama Diserang, Wiranto: Jangan Berspekulasi

Saat ini kepolisian masih melakukan investigasi apakah semua ini saling berkaitan.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia - Wiranto
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia - Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta masyarakat tidak lantas berspekulasi bahwa peyerangan yang dilakukan orang terhadap pemuka agama di berbagai daerah akhir-akhir ini merupakan kesatuan kelompok. Saat ini kepolisian masih melakukan investigasi apakah semua ini ada kaitannya atau tidak.

Wiranto mengatakan, kepolisian tengah mencoba mengungkap apakah kejadian penyerangan pemuka agama di Jawa Barat, Tangerang, dan Sleman merupakan kelompok yang sama. Juga apakah telah didesain untuk menggangu persiapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun ini. Karena bisa saja penyerangan ini bermotif lain yang terpisah dari Pilkada. "Sedang dijajaki, diselidiki oleh aparat. Tunggu," ujar Wiranto di Istana Negara, Senin (2/12).

 

photo
Orang gila serang ustaz

Dia pun berharap agar masyarakat dan media massa sementara bersikap tenang dan tidak meributkan hal ini. Aparat keamanan pun sudah diintruksikan untuk lebih waspada dalam rangka menjaga kerawanan Pilkada agar bisa ditekan serendah-rendahnya hingga hari pelaksaan pemilihan umum tiba.

Wiranto menuturkan, kejadian yang menimpa pemuka agama dengan tempat yang berbeda-beda memang masih harus didalami apakah semua ini berkaitan dengan aksi terorisme yang teroganisir atau mereka melakukan aksi secara tersediri. Yang pasti laporan dari kepolisian bahwa pelaku kejahatan di Sleman, Yogyakarta, merupakan teroris dari penyelidikan yang dilakukan. Sedangkan pelaku penyerangan di Jawa Barat dan Tangerang Selatan sejauh ini disebut adalah orang gila.

 

photo
Tampak awak media di lokasi serangan orang tak dikenal di Gereja Santa Lidwina, Sleman.

Kaitannya dengan politik, dia berharap agar semua pihak baik dari partai politik atau masyarakat yang ikut serta mendukung salah satu calon dalam Pilkada bisa berbuat lebih terpuji dengan tidak berkampanye dengan aksi agama, suku, etnik, dan lainnya. Dia mengatakan, jangan sampai kegiatan ini bisa ternoda dengan aksi yang memprovokasi massa.

"Usaha-usaha yang membuat pemilu ini ternoda dan tidak aman, tidak ada kompromi masalah ini. Ini masalah kehormatan bangsa, masalah kemaslahatan kita bersama. Enggak bisa bermain-main dalam masalah ini," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement