Ahad 11 Feb 2018 18:33 WIB

Penyebab Kecelakaan Diduga Malfungsi Rem

Diduga, fungsi rem tidak berjalan dengan baik akibat penggunaan yang terus menerus.

Warga melihat lokasi tabrakan di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2). Sebanyak 26 orang meninggal dunia dan 17 orang luka-luka akibat kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat.
Foto: ANTARA FOTO/Yusup Suparman
Warga melihat lokasi tabrakan di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2). Sebanyak 26 orang meninggal dunia dan 17 orang luka-luka akibat kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kasubdit Laka Dit Gakkum Korlantas Polri Kombes Joko Rudi menduga penyebab kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang akibat adanya malfungsi sistem rem. Diduga, fungsi rem tidak berjalan dengan baik akibat penggunaan yang terus menerus.

"Itu untuk pengecatan bekas rem tapal batas pengereman itu sebagai bukti stasioner yang melekat dijalan atas ban akibat adanya upaya supir untuk melakukan penghentian kendaraan. Bisa dipastikan berarti upaya-upaya (pengereman) itu bisa dilakukan sekian lama," ujar Joko Rudi di sela-sela olah TKP, Ahad (11/2).

Rudi menjelaskan, berdasarkan analisis sementara yang dilakukannya, terdapat beberapa titik yang memperlihatkan bus mencoba menghentikan kendaraan sebelum akhirnya terguling. "Dengan batasan itu berarti yang bersangkutan (sopir) ada upaya pengereman itu yang menjadi permasalahan kecelakaan," katanya.

Selain itu, lokasi kecelakaan ini merupakan titik terakhir dari Tanjakan Emen. Dari titik awal tanjakan yang berada setelah tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu hingga titik kecelakaan, memiliki panjang 2,4 kilometer.

photo
Ribuan warga menyaksikan prosesi pemakaman korban kecelakaan bus di tanjakan Emen, Subang, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Legoso Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (11/2). Sebanyak 26 orang korban tewas kecelakaan bus pariwisata di tanjakan Emen, Subang yang kesemuanya warga Legoso Ciputat, dimakamkan secara massal. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Diduga, fungsi rem tidak berjalan dengan baik akibat penggunaan yang terus menerus. Hingga akhirnya pada titik terakhir Tanjakan Emen, laju bus tidak bisa terkendali dan terguling setelah menabrak sepeda motor.

"Nah inget mobil solar itu rem didorong oleh minyak yang minyak itu didorong oleh turbin atau angin dan fungsi rem masih berbentuk kanvas rem, masih tromol. Apabila dalam pengereman ia terlalu cepat dan sering, mungkin akan panas sehingga barang apapun ketika panas akan memuai dan tidak berfungsi," katanya.

Namun dugaan ini, kata dia, hanya bersifat sementara. Hasilnya baru akan diketahui melalui proses olah TKP dengan menggunakan sistem pemindaian kamera laser tiga dimensi (3D).

Melalui teknologi tersebut akan diketahui pula mengenai gambaran analisis pra kecelakaan, saat kecelakaan, dan pasca kecelakaan. "Kesimpulan sementara bahwa kecelakaan adanya out of control atau lepas kendali dari pihak bus dalam hal turunan jalan. Out of control banyak sebabnya mungkin dari aspek manusia bisa kendaraan, bisa alam bisa kontur jalan bisa penyebab lain mungkin cuaca, remnya bocor, dan lain sebagainya," katanya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement