Jumat 09 Feb 2018 15:25 WIB

Jokowi: Di Tengah Miss-Informasi, Justru Pers Diperlukan

Jokowi yakin media massa yang terverifikasi mampu memberikan informasi sesuai fakta.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Presiden Republika Indonesia Ir Joko Widodo berjalan menyapa warga usai memberikan sambutan dalam acara puncak peringatan hari pers nasional 2018 di Danau Cimpago, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, Jumat, (9/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Presiden Republika Indonesia Ir Joko Widodo berjalan menyapa warga usai memberikan sambutan dalam acara puncak peringatan hari pers nasional 2018 di Danau Cimpago, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, Jumat, (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG — Presiden Jokowi menghadiri acara puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018 yang digelar di Kota Padang, Sumatra Barat, (9/2). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi sempat menyinggung mengenai tantangan yang dihadapi oleh media arus utama saat ini, khususnya media cetak. 

Ia menyadari banyak analisis yang menyebutkan bahwa media massa akan tergeser oleh popularitas media sosial dan media daring yang lahir secara masif. Jokowi mengatakan ada anggapan bahwa pers selaku pilar keempat demokrasi akan sulit bersaing dengan media sosial dan akselerasi konsumsi layanan digital saat ini.

Namun, Jokowi mengatakan, kondisi tersebut justru rawan melahirkan produk berita yang mengandung informasi bohong dan porsi berita yang tak berimbang. Karena itu, Jokowi juga yakin keberadaan media massa yang terverifikasi masih mampu untuk menjadi media yang memberikan informasi aktual dan sesuai fakta.

"Namun saya percaya di era lompatan kemajuan teknologi dan di era melimpahnya informasi dan miss-informasi, justru pers makin diperlukan," jelas Jokowi saat memberikan sambutan HPN 2018, Jumat (9/2).

Jokowi memandang penting posisi pers sebagai penyampai kebenaran, penegak fakta, dan penyampai aspirasi bagi masyarakat. Pers, lanjut Jokowi, diperlukan untuk membangun narasi kebudayaan baru perdaban baru, serta memotret masyarakat yang bergerak efisien dan cepat.

"Fenomena ini yang lahirkan revolusi industri 4.0 yang berbasis kepada digitalisasi dan kemampuan analisis data," jelas Jokowi.

Dalam HPN 2018 juga diberikan sejumlah penghargaan untuk kepeloporan bidang media. Surat kabar Republika menerima penghargaan kategori media yang memelopori berita daring di surat kabar dan Majalah Jurnal Perempuan menerima penghargaan untuk kategori media yang aktif memperjuangkan hak perempuan.

Selain itu, Majalah Suara Muhammadiyah meraih penghargaan kategori majalah dakwah perjuangan bangsa bersama Majalah Risalah Nahdlatul Ulama yang juga memperoleh penghargaan kategori media dakwah perjuangan bangsa.

Kemudian Majalah Penyebar Semangat dan Jaya Baya menerima penghargaan kategori media pelestari budaya dan sastra (Jawa). Sementara Majalah Mangle menerima penghargaan kategori media pelestari budaya dan sastra (Sunda). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement