REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memaparkan soal ancaman-ancaman global kepada para kepala daerah. Selain itu, Marsekal Hadi juga menyampaikan kebijakan-kebijakan TNI ke waktu mendatang, agar bisa diselaraskan dengan program kerja pemerintah daerah.
"Saya meyampaikan beberapa hal, termasuk adalah ancaman global, yaitu ancaman siber, ancaman biologis, dan ancaman kesenjangan," jelas Hadi pada kegiatan Rapat Kerja Gubernur Seluruh Indonesia di Jakarta Selatan, Rabu (7/2).
Dari tiga ancaman global yang ada, Hadi mengungkapkan, ancaman nyata yang kini dirasakan berupa ancaman siber. Menurutnya, dengan kemajuan teknologi saat ini, untuk mengidentifikasi profil seseorang dapat dengan mudah dilakukan.
"Kemudian, orang itu akan dibina secara online dan ancamannya adalah, orang tersebut menjadi lonewolf. Serigala-serigala tunggal yang siap melakukan teror," katanya.
Ia pun mengungkapkan, pihaknya terus belajar dan terus mengisi ilmu terhadap ancaman-ancaman global. Salah satunya untuk mengantisipasi ancaman biologi. Hadi menjelaskan, saat ini telah ada apa yang namamya rekayasa genetika.
"Bisa juga membuat virus supaya ada kegagalan panen, virus supaya kita gagal berternak. Kemudian bisa juga penyakit. Itu adalah bagian yang sedang kita kembangkan untuk bisa mengidentifikasi di Indonesia," jelas Hadi.
Dalam kesempatan tersebut, Hadi juga memberikan materi soal kebijakan-kebijakan TNI ke depan dalam rangka mengawal pembangunan nasional. Hadi berharap, apa yang telah ia paparkan dapat dijadikan dasar bagi pemerintah daerah untuk program kerja mereka.
"Kami akan selalu mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk pemerintah daerah," ujarnya.