REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Belasan rumah warga di Desa Jambesari, Kabupaten Jember, Jawa Timur mengalami retak di bagian dinding akibat gerakan tanah dan curah hujan dengan intensitas tinggi. Kejadian itu sudah terjadi untuk kedua kalinya.
"Gerakan tanah itu terjadi sudah kedua kalinya tepat di tengah rumah warga yang mengakibatkan dinding rumah retak sekitar 0,5-3 centimeter dan panjangnya sekitar 70 meter," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember, Rabu (7/2).
Dia menjelaskan gerakan tanah tersebut diakibatkan oleh tanah yang tidak stabil dan adanya curah hujan yang tinggi. Akibatnya, belasan rumah milik warga di Dusun Poreng, Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru mengalami keretakan.
Rumah warga yang retak yakni milik Nawi, Zainal, Poniman, Tamon, Sarimo, Salam, Samin, Hasan, Saleh, Saleh atau Pak In, Suradi, Sarwi, dan Satiman yang berada di Lingkungn Sawo RT 004/RW 004 Dusun Poreng.
"Kami mengimbau warga yang rumahnya retak agar lebih meningkatkan kewaspadaannya karena diprediksi akan terjadi longsor, sehingga kami imbau warga untuk mengungsi ke tempat yang aman, apabila hujan deras mengguyur kawasan setempat," tuturnya.
BPBD Jember juga memberikan bantuan satu paket alat dapur, dua paket alat kebersihan, dua paket alat sekolah, dua paket perlengkapan balita, lima terpal, 12 selimut, 12 matras, satu dus lauk pauk.
Kapolsek Sumberbaru AKP Subagiyo mengatakan rumah warga yang mengalami keretakan tersebut untuk sementara dikosongkan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apabila terjadi gerakan tanah kembali.
Warga yang rumahnya retak mengungsi ke sanak saudaranya yang agak jauh dari lokasi, sehingga diharapkan tidak ada korban jiwa ketika terjadi bencana longsor sewaktu-waktu di puncak Dusun Poreng tersebut.
"Kami juga sudah melakukan pengecekan ke rumah warga bersama BPBD, pihak muspika dan perangkat desa, sehingga apabila terjadi hujan maka warga diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Dia menjelaskan lokasi terdampak gerakan tanah tersebut berada di puncak ketinggian Dusun Poreng. Apabila terjadi bencana alam tanah longsor, alat berat untuk menangani bencana tidak dapat menuju lokasi setempat.
"Apabila sedang hujan dengan intensitas tinggi, maka warga terdampak mengungsi ke daerah aman dan berpencar ke rumah kerabat terdekat, serta tidak kumpul menjadi satu di tempat pengungsian yang telah ditentukan," ujarnya.
Estimasi jarak dari Polsek Sumberabaru ke lokasi rumah warga yang mengalami keretakan sekitar 25 kilometer atau sekitar 1,5 jam, sedangkan jarak dari Posko/Balai Desa Jambesari ke lokasi tersebut sekitar delapan kilometer atau waktu tempuh 30 menit.