Rabu 07 Feb 2018 08:21 WIB

Geladi Lapang Jadi Pencapaian RSI PKU Muhammadiyah

Tak banyak rumah sakit yang bisa melakukan geladi lapang (full scale exercise).

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Gita Amanda
Dokter Corona Rintawan dari Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah)
Foto: Republika/Noer Qomariah Kusumawardhani
Dokter Corona Rintawan dari Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Dokter Corona Rintawan dari Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) mengatakan Geladi Lapang menjadi pencapaian yang besar bagi Rumah Sakit Islam (RSI) PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Sebab, rumah sakit tak banyak rumah sakit yang bisa melakukan geladi lapang (full scale exercise).

Geladi Lapang merupakan metode latihan simulasi peran dan fungsi dalam manajemen penanggulangan bencana. Terutama dalam tahap tanggap darurat dan melibatkan mobilisasi kapasitas sumber daya yang ada untuk menunjukkan kemampuan operasional, sesuai Rencana Operasi Latihan Geladi Lapang.

Pelaku geladi lapang dengan skenario kebakaran ini diperankan oleh pejabat struktural rumah sakit (Hospital Incident Command System), staf rumah sakit, serta melibatkan RSUD Doris Sylvanus Kalimantan Tengah, RSUD Kota Palangka Raya, Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, RS TNI Kota Palangka Raya. Selain itu hadir pula BPBD Kota Palangka Raya, PLN Kota Palangka Raya, PMI Kota Palangka Raya, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya dan lain-lain.

"Secara keseluruhan kami applause dan salut karena sudah dilakukan dengan bagus. Akting pelaku oke, kalau yang jadi korban mungkin harus diperbaiki sedikit aktingnya," ujar Corona yang menjadi salah satu dari empat orang tim penilai di RSI Paku Muhammadiyah Palangka Raya, Selasa (6/2).

Beberapa hal lainnya masih ada yang menjadi catatan bagi Corona. Dari sisi medis, Corona menyarankan ada penanda antara dokter dan perawat sebab seragamnya terlihat sama.

Pun teknik mobilisasi leher, kata Corona, harus dilatih lagi. Misalnya, bagaimana cara memegang leher sebelum dipasang vertical colar. Ia juga menuturkan soal persiapan alat untuk triase di instalasi gawat darurat (IGD). Alat itu harus rutin dicek agar siap saat dibutuhkan.

Soal tabung oksigen, Corona melihat cara mendistribusikannya masih diputar-putar untuk berpindah tempat. Menurutnya cara tersebut sama sekali tidak aman. Tabung oksigen besar yang diputar berisiko jatuh mengenai pembawa tabung oksigen dan orang lain. Ia menyarankan agar tabung oksigen diberikan alat dorong atau seperti trolley kecil.

photo
Suasana Geladi Lapang di RSi PKU Muhammadiyah Palangka Raya.

Selain itu, Corona memberi saran untuk manajemen rumah sakit atau jajaran direksi rumah sakit. Ia menuturkan agar ruang triase merah dan ruang triase tidak disatukan.

Lalu jalur evakuasi yang berada di depan lobi dinilai terlalu kecil sehingga rawan tembok bangunannya tertabrak mobil pemadam kebakaran dalam upaya penyelamatan. Sisi lain, bagi penderita kategori triase merah akan dirujuk ke rumah sakit yang bisa menanganinya.

"Mekanisme luasnya unit gawat darurat (UGD) cukup bagus, tinggal masalah penataan saja. Itu mungkin nanti yang perlu didiskusikan," katanya.

Selanjutnya, MDMC PP Muhammadiyah akan melaksanakan Geladi Lapang dengan skenario Respons Bencana Banjir. Geladi Lapang itu akan digelar di Kelurahan Kereng Bangkirai Sebangau Kota Palangka Raya, Rabu (7/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement