Rabu 07 Feb 2018 14:43 WIB

Pesan Presiden Jokowi di RNPK 2018

Kemajuan suatu bangsa tak terletak pada SDA yang dimiliki melainkan SDMnya.

Presiden Joko Widodo menghadiri Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Jawa Barat.
Foto: very/90degrees
Presiden Joko Widodo menghadiri Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 di Pusdiklat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), di Sawangan, Depok, Jawa Barat, pada Selasa, (6/2). Dihadapan 1102 peserta RNPK 2018 yang hadir, Jokowi berpesan dan menegaskan kemajuan sebuah negara tidak ditentukan oleh seberapa banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki, melainkan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya.

"Pada intinya yang memajukan sebuah negara adalah SDM-nya, dan ini berada pada tanggung jawab yang besar sekali bapak ibu saudara yang ada di sini," kata Jokowi seperti dalam siaran pers, Rabu (7/2).

Bangsa Indonesia, masih kata Jokowi, terlalu sering mengagung-agungkan kekayaan alam yang ada di Indonesia. Padahal kekayaan sumber daya alam tidak bisa menjamin kesejahteraan kesuksesan sebuah bangsa. "Kita syukuri ya harus, tapi ini tidak menjamin itu (kesejahteraan) hati-hati dengan pernyataan (mengagung-agungkan sumber daya alam) yang sudah-sudah," tuturnya.

photo
Pembukaan RNPK. Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko PMK Puan Maharani (kanan) dan Mensesneg Pratikno (kiri) bersiap membuka gelaran unjuk kinerja saat Pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2).

Menurutnya, banyak negara-negara maju yang tidak memiliki banyak kekayaan alam namun dapat menjadi sebuah negara yang maju. Sebaliknya banyak negara yang memiliki kekayaan alam namun berada pada wilayah kemiskinan.

"Lihat saja banyak negara-negara yang tidak memiliki SDA alamnya keras namun lebih maju. Namun sebaliknya lihat saja alamnya kaya raya kaya tambang kaya minyak, kaya gas, justru di jurang kemiskinan bahkan konflik saudara," ujarnya.

Selain SDM, stabilitas sosial dan politik, managemen pemerintahan, kepemimpinan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kreatifitas dan inovasi suatu bangsa, juga menjadi faktor penentu dalam kemajuan sebuah negara. Jadi kata Jokowi, negara yang maju memenangkan kompetisi, berada pada titik-titik tadi. Di sinilah posisi penting pendidikan yang membangun watak, yang mengajarkan kejujuran, yang mengajarkan kebersamaan, mengajarkan kesantunan, mengajarkan nilai nilai dan budi pekerti terhadap generasi muda.

Kegiatan yang bertema "Menguatkan Pendidikan Memajukan Kebudayaan" ini, diikuti berbagai unsur antara lain, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota/provinsi, perwakilan organisasi masyarakat bidang pendidikan dan kebudayaan, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), hingga Atase Pendidikan dan Kebudayaan dari berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Sehari sebelumnya, dalam RNPK 2018 ini, telah digelar pameran pendidikan dan kebudayaan dengan mengusung tema "Unjuk Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan". Ditjen PAUD dan Dikmas turut berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan menghadirkan dari Satuan Pendidikan Non-formal yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) serta dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Ditjen PAUD dan Dikmas juga akan menampilkan data soal capaian pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat yang telah dilaksanakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement