Rabu 07 Feb 2018 07:28 WIB

Kunjungi Markas SI, Kapolri Ingin Dinginkan Suasana Pilkada

Ormas Islam dinilai berperan meredam gesekan jelang Pilkada melalui ulama-ulamanya.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengunjungi DPP Syarikat Islam Indonesia, Selasa (6/2)
Foto: Divhumas Polri
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengunjungi DPP Syarikat Islam Indonesia, Selasa (6/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengunjungi kantor DPP Syarikat Islam (SI) Indonesia, Selasa (6/2) petang. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, kunjungan itu, selain sebagai silaturahim juga merupakan upaya Polri menggandeng ormas Islam.

Iqbal mengungkapkan, pertemuan itu membahas soal komitmen menjaga kesatuan NKRI bersama semua elemen, termasuk ormas Islam. Salah satu pembicaraan yang dibahas adalah tentang Pilkada serentak 2018. "Pak Kapolri mengajak elemen ormas, salah satu fokusmya untuk mendinginkan suasana jelang Pilkada," ujar Iqbal saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (7/2).

 

photo
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengunjungi DPP Syarikat Islam Indonesia, Selasa (6/2)

Menurut Iqbal, Kapolri meminta komitmen ormas Islam bersinergi dengan Polri untuk menekan gesekan masyarakat saat Pilkada. Ormas Islam dinilai Polri memiliki peran krusial dalam meredam gesekan itu melalui tokoh-tokoh dan ulamanya. "Tentu saja ormas Islam, ulama dan tokohnya sangat penting menjaga kerukunan masyarakat, bukan hanya Polri, salah satunya melalui kunjungan ini kami melakukan komunikasi ini dengan SI," tutur Iqbal.

Mantan Kapolrestabes Surabaya itu pun memastikan Polri akan berdiri pada posisi netral dalam Pilkada. Dia menyatakan Polri terus berupaya mendinginkan suasana politik yang memanas. Menangkal hal tersebut, untuk itu Polri berusaha meningkatkan aktivitas yang meningkatkan kebersamaan semua elemen bangsa. "Seluruh elemen masyarakat harus menjaga keutuhan NKRI, toleransi antarumat beragama, serta antar suku dan ras. Perlu peenyejukan yang dikelola untuk melawan isu provokatif yang memecah belah kita," kata Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement