Selasa 06 Feb 2018 23:16 WIB

Warga Korban Luapan Ciliwung Butuh Bantuan Bumbu Dapur

Kelurahan Rawajati salah wilayah terparah yang terdampak luapan Sungai Ciliwung.

Banjir di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan.
Foto: Foto: mg01
Banjir di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua RW 07 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Sari Budi Handayani menyatakan dapur umum untuk warga yang terdampak banjir kini membutuhkan bumbu dapur. "Kami membutuhkan bumbu dapur, telor, gula, kopi, teh, sayuran," kata Sari saat ditemui di Rawajati, Selasa.

Ia mengatakan bahwa sejumlah bahan makanan seperti mi instan, minyak dan beras sumbangan dari pemda dan suku dinas sosial sudah mencukupi. Tapi, kata Sari, warga tidak cukup hanya diberi mi instan, nasi dan telor.

Bumbu dapur dibutuhkan karena pihaknya membuka dapur umum untuk menolong warga yang terdampak banjir. Menurut dia, bumbu dapur dan sejumlah bahan makanan yang dibutuhkan itu dibeli secara swadaya sejak Senin (5/2).

Namun, untuk beberapa hari kedepan, pihaknya mengaku tidak memiliki dana yang cukup untuk belanja kebutuhan dapur. "Kami membutuhkan dana untuk belanja ke pasar," katanya.

Sejak terjadinya banjir, dapur umum yang diselenggarakannya memberikan nasi bungkus kepada para warga secara rutin dua kali sehari yakni siang dan malam.

Selain itu, menurut dia, warganya juga masih membutuhkan selimut, alat mandi, obat-obatan, susu, dan pampers. RW 07 Kelurahan Rawajati merupakan salah wilayah yang mendapat dampak terparah dari luapan air Sungai Ciliwung.

Pada Senin (5/2), lokasi yang terparah ada yang terendam air hingga empat meter. Namun, pada Selasa dini hari, ketinggian air berangsur-angsurn surut. Pada pagi hingga sore, warga membersihkan rumah yang dikotori lumpur.

Mereka juga membersihkan barang-barang yang tidak sempat dievakuasi ketika banjir menerjang.

Meski banjir telah surut, namun sebanyak 388 warga dari enam RT di RW 07 masih akan tinggal di pengungsian. Dari ratusan warga tersebut, tercatat 25 orang ibu hamil, 40 orang ibu menyusui, 130 balita, dan 65 lansia.

Hingga berita ini diturunkan, sejumlah warga masih mengeluhkan listrik di RW tersebut yang belum menyala. "Listrik padama sehingga kami tidak bisa menyalakan (pompa) air," kata Agus, warga RT 04 RW 07.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement