Selasa 06 Feb 2018 13:48 WIB

Sandiaga Bentuk Pasukan 'Kwek-Kwek', Apa Tugasnya?

Indonesia masih impor bebek untuk memenuhi kebutuhan.

Rep: Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan rumah pemotongan hewan (RPH) di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (6/2).
Foto: Republika/Sri Handayani
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan rumah pemotongan hewan (RPH) di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan rumah pemotongan hewan (RPH) khusus bebek di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (6/2). Dalam kesempatan itu, ia juga membentuk pasukan pemotong unggas yang diberi nama pasukan "kwek-kwek".

"Kalau saya bilang 'pagi', jawabnya Kwek-kwek," kata Sandiaga di lokasi rumah pemotongan hewan, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (6/2).

Sandiaga pun mengucapkan salam "pagi" sebelum memulai sambutan. Kata itu disambut oleh para pemotong dan pedagang unggas serta pejabat satuan perangkat kerja daerah (SKPD) dengan ucapan "kwek-kwek". Ketika mengucapkan kata "kwek-kwek", Sandiaga mengepak-kepakkan tangannya.

Dalam sambutan, Sandiaga menyatakan, fasilitas RPH ini dibangun dengan biaya Rp 14 miliar. Ada total delapan gedung dibangun di lokasi tersebut. Ada lima tempat pemotongan manual dan satu alat pemotong semi otomatis. Selain itu, ada pula gedung pertemuan dan musala.

Tempat ini kini digunakan oleh para pemotong hewan yang direlokasi dari Jalan Arteri, Marunda, Jakarta Utara. Dari total 47 pemotong hewan, baru 34 orang yang kini mendapatkan tempat di lokasi tersebut.

Ada pula 30 orang pedagang keramba yang beroperasi di sana. Mereka membawa pasokan bebek dari daerah-daerah, lalu pulang setelah dagangan mereka habis.

Hingga hari ini, utilisasi RPH Rorotan baru mencapai 10 persen. Dari total kapasitas pemotongan 50.000 ribu ekor per hari, baru 5.000 yang kini bisa direalisasi. Sandiaga menargetkan, utilitas RPH Rorotan dapat ditingkatkan hingga 50 persen dalam periode dua tahun dan dapat dioptimalkan hingga 70-75 persen.

Salah satu pemotong hewan, Ahyani, mengatakan, selama ini memang ada kendala pasokan bebek. Pasokan harian di RPH Rorotan baru mencapai 4.000-5.000 ekor. Padahal, jumlah permintaan bisa mencapai 10 ribu ekor per hari. "Makanya kita coba kerja sama ke daerah-daerah. Minta ke dinas ini juga kita, kita proyeksikan wilayah mana yang mau masok di sini," ujar Ahyani di lokasi RPH.

Menurut Ahyani, selama ini pasokan bebek diambil dari beberapa daerah, seperti Karawang, Brebes, Indramayu, Subang, Pamanukan, dan Tangerang, Banten. Setahun yang lalu, para pedagang juga mengimpor bebek dari Malaysia karena pasokan tidak mencukupi.

Menurut Sandiaga, ini merupakan kenyataan yang konyol. Lulusan George Washington University ini mengatakan budidaya bebek bukan hal yang sulit. "Kita kan punya lahan di sini, masak impor. Padahal beternak bebek semua bisa. Tempatnya nggak terlalu spesial-spesial amat, tinggal ditata lebih baik," kata dia.

Politikus Partai Gerindra ini menginstruksikan kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Darjamuni untuk bekerja sama dengan perusahaan pemasok dan petani bebek di seluruh wilayah Jakarta.

Ia menambahkan, permintaan bebek saat ini sangat tinggi. Menu berbahan dasar bebek kini sangat diminati dalam dunia kuliner. Kendati demikian, tingkat konsumsi unggas di Indonesia saat ini masih kalah jauh dibandingkan Malaysia. Ia menyebutkan, saat ini konsumsi unggas di Indonesia hanya mencapai 9 kilogram per kapita, dan masih didominasi ayam. Malaysia sudah mencapai 36 kilogram.

Oleh karena itu, ia mengajak para pengusaha unggas untuk meningkatkan angka konsumsi tersebut. Ia juga mengajak para pedagang dan pemotong unggas untuk bergabung dalam program One Kecamatan One Center of Enterpreneurship (OK OCE) agar mendapatkan pelatihan bisnis dan pendampingan.

Menurut Darjamuni, hingga saat ini para pedagang dan pemotong hewan belum dimintai biaya sewa. Mereka mendapatkan lapak yang telah diberi nama masing-masing. "Kami targetkan harus disepakati dengan Pak Yani, target enam bulan baru kita terapkan Perda. Lihat dulu perkembangannya. Mudah-mudahan pelanggannya sudah lari ke sini semua," kata dia. Acara peresmian ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Irwandi dan Wali Kota Jakarta Utara Husen Murad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement