Senin 05 Feb 2018 07:55 WIB

Pemkab Mimika Kirim Dua Dokter Spesialis ke Asmat

Dua dokter spesialis bergabung dengan Tim Kesehatan Kemenkes.

Warga menunggu antrean saat berobat di Puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warga menunggu antrean saat berobat di Puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Papua sejak pertengahan Januari mengirim dua dokter spesialis untuk bergabung bersama Tim Kementerian Kesehatan. Dua dokter itu akan membantu penanganan pasien kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat.

Sekretaris Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Senin (5/2), mengatakan, kedua dokter spesialis yang dikirim ke Asmat yaitu dr Jeanne Rini Poespoprodjo spesialis anak dan dr Tanzie spesialis obgin. "Kedua dokter ini sudah bergabung dengan Tim Kemenkes sejak 15 Januari dan sampai sekarang masih berada di Asmat," kata Reynold.

Sebagai kabupaten yang bertetangga langsung dengan Asmat, Kabupaten Mimika kini terus mengantisipasi potensi munculnya wabah campak dan gizi buruk di kampung-kampung perbatasan seperti di Distrik Jita, Mimika Timur Jauh dan Agimuga. Menurut Reynold, pada akhir 2017 Dinkes Mimika mengerahkan Tim Satgas Mimika Sehat untuk melakukan pelayanan kesehatan sekaligus pendampingan masyarakat di wilayah pedalaman.

In Picture: Warga Asmat yang Terkena Campak Berobat ke Puskesmas.

"Sebelum ada wabah campak di Asmat, Tim Mimika Sehat sudah bertugas di kampung-kampung perbatasan Pulau Tiga seperti di Kampung Blumen, Distrik Jita. Satgas Mimika Sehat cukup lama bertugas di sana dan baru ditarik ke Timika pada 20 Desember 2017," jelasnya.

Belajar dari kasus wabah campak dan gizi buruk di Asmat itu, Dinkes Mimika terus membenahi sistem kewaspadaan dini pada setiap puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu) di wilayah pedalaman. Sehubungan dengan itu, kata Reynold, semua petugas kesehatan di tingkat puskesmas dan pustu harus selalu berada di tempat tugas.

Reynold mengakui hingga sekarang persebaran petugas kesehatan di Mimika belum merata. Terutama, antara puskesmas dan pustu dalam dan sekitar Kota Timika dengan di wilayah pedalaman. Ke depan, persebaran petugas kesehatan di kota, sekitar kota dan pedalaman Mimika perlu ditata kembali agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat jangan sampai terganggu atau malah terbengkalai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement