Jumat 02 Feb 2018 20:48 WIB

Pemkot Surabaya Siapkan 6.667 Pos Dukung Program ORI Difteri

Selama Januari 2018 tercatat sudah ada 17 kasus difteri klinis.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (ketiga kanan) menenangkan anak usai diberi suntikan imunisasi difteri saat pencanangan 'Outbreak Response Immunization (ORI)' di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/2).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (ketiga kanan) menenangkan anak usai diberi suntikan imunisasi difteri saat pencanangan 'Outbreak Response Immunization (ORI)' di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara resmi membuka program pencanangan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri pada 2018. Itu ditandai dengan melakukan gerakan imunisasi secara serentak.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan, kesadaraan tentang kesehatan dan kesejahteraan tidak perlu menunggu adanya aturan. Menurutnya, yang lebih penting dari itu adalah dibutuhkan sebuah kesadaran bersama, untuk sehat secara bersama-sama.

"Mari semua kita dukung. Jadi bukan karena adanya program ini (ORI) baru kita gerak, karena ini adalah kepentingan bersama," kata Risma, saat membuka pencanangan ORI yang bertempat di Taman Bungkul Surabaya, Jumat, (2/2/).

Risma melanjutkan, pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, juga menjadi indikator utama dalam kesehatan. Selain diperlukan menjaga kesehatan untuk diri sendiri, juga sangat penting dalam menjaga kesehatan untuk orang lain.

Yang akan kita bangun adalah bukan hanya pentingnya imunisasi. Namun, pentingnya menjaga kesehatan untuk diri sendiri dan untuk orang lain, ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu menambahkan, untuk mewujudkan masyarakat Surabaya bebas dari difteri, maka dibutuhkan sebuah kesadaran bersama, dengan melakukan gerakan bersama. Dimulai dari menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

"Mari kita bersama-sama selamatkan anak-anak kita, demi bangsa dan negara kita," kata perempuan kelahiran Kediri tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, Dinkes Surabaya akan menyiapkan sekitar 6.677 pos-pos untuk mendukung berjalannya program ORI, dengan dibantu dari Satgas, DP5A dan OPD terkait. Selain itu, dia juga memgaku sudah bekerja sama dengan rumah sakit dan perguruan tinggi, dengan total tenaga vaksinator sebanyak 1.093 orang.

"Kita punya sasaran untuk usia dibawah 19 tahun mencapai sekitar 753.498 anak. Usia 19 tahun kurang dari sehari juga tetap akan kita lakukan imunisasi," ujarnya.

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menyebutkan, selama Januari 2018 tercatat sudah ada 17 kasus difteri klinis dengan satu hasil laboratorium positif. Artinya, terjadi peningkatan sebesar 46,7 persen dibandingkan Desember 2017. Hal ini yang membuat program ORI sangat perlu dilakukan di Kota Surabaya.

Faktor lainnya, karena cakupan imunisasi lanjutan pada baduta (anak usia dibawah dua tahun) di 2017 yang sebesar 51,13 persen masih belum mencapai target. Di mana target yang ditentukan sebelumnya yaitu 90 persen.

Adapun, jumlah sasaran ORI Difteri di Kota Surabaya sebanyak 753.498 anak. Sementata Pos ORI Difteri akan dilaksanakan di puskesmas, posyandu, rumah sakit, sekolah, hingga perguruan tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement