Kamis 01 Feb 2018 21:10 WIB

Bertemu Menhan Australia, Ryamizard Bahas Nuklir Korut

Persoalan keamanan di Laut Cina Selatan berdampak ke Indonesia

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Muhammad Hafil
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menhan Australia Marise Payne, di Perth, Australia, Kamis  (1/2). Pertemuan bilateral tersebut dilakukan sebelum penyelenggran kegiatan 'The Perth Meeting Sub Regional Defence Ministers Meeting On Counter Terrorism' yang juga diikuti oleh sejumlah negara di kawasan ASEAN.

Menhan Ryamizard mengangkat beberapa isu strategis kawasan saat melakukan pertemuan bilateral antara Indonesia-Australia. Di antaranya, isu uji coba nuklir Korea Utara (Korut), perkembangan Laut China Selatan, isu foreign fighter dan ISIS, serta perkembangan krisis di Rohingya. "Terkait isu Korea Utara, lndonesia prihatin dengan tes nuklir yang dilakukan Korea Utara karena telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Ryamizard.

Menurut Ryamizard, posisi lndonesia dalam menghadapi isu Korut adalah mengajak semua pihak untuk tidak terprovokasi dengan situasi yang dapat memicu eskalasi konflik. Indonesia, sambung dia, berkomitmen untuk menciptakan dunia yang bebas nuklir.

Ryamizard menuturkan, secara diplomasi Indonesia dan Korut telah memiliki hubungan tradisional yang baik sejak masa Presiden Sukarno sampai saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut, Kemenhan RImendukung upaya mediasi, dialog, dan juga mendorong diaktifkannya kembali six party talks.

Terkait situasi di Laut China Selatan, Ryamizard mengakui, saat ini kondisinya cenderung membaik. Oleh sebab itu, sudah seharusnya semua pihak dapat memelihara momentum agar situasi terus kondusif.

Ryamizard menegaskan, Indonesia sangat berkepentingan dengan stabilitas keamanan di kawasan Laut China Selatan. Kawasan tersebut berhubungan langsung dengan wilayah teritorial RI,

"Setiap persoalan keamanan di wilayah tersebut, tentu akan berdampak bagi Indonesia. Kami sangat mengapresiasi kelanjutan upaya ASEAN-China dalam menyusun draft Code of Conduct (CoC) bagi keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan bersama," ujar mantan KSAD itu.

Pada kesempatan tersebut, antara Indonesia-Austalia sepakat menandatangani perpanjangan perjanjian kerjasama "Arrangement between the Ministry of Defence of The Republic of Indonesia and The Departement of Defence of Australia for the Implementation of the Agreement between the Republic of Indonesia and Australia on the Framework for Security Cooperation and its Plan of Action on Defence Cooperation".

Sebelumnya, kedua negara telah menandatangani perjanjian dimaksud pada 5 September 2012 dan pada 5 September 2017. "Kedua negara menegaskan kembali komitmen untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperluas kerja sama di bidang pertahanan berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, saling menghormati dan saling percaya," kata Ryamizard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement