REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Untuk pertama kalinya, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kuliah umum jarak jauh, pada Kamis (1/2). Kuliah umum jarak jauh tersebut disimak langsung mahasiswa dan dosen di tiga Universitas, yakni UMS, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) dan Univeraitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka (UHAMKA).
Kuliah umum jarak jauh dilakukan di Gedung Siti Walidah UMS, dengan pemateri yakni Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, serta Pendiri Maarif Institute, Syafii Maarif.
Rektor UMS, Sofyan Anif menjelaskan kuliah umum jarak jauh merupakan terobosan baru UMS untuk memberikan kemudahan bagi mahasiswa mengikuti pembelajaran di kampus. Selain itu, kuliah jarak jauh juga sebagai bentuk jawaban dari UMS atas kebijakan Pemerintah tentang rencana untuk mengizinkan Perguruan Tinggi asing masuk ke Tanah Air.
Menurutnya saat perguruan tinggi lainnya resah karena rencana tersebut, UMS memilih menyiapkan diri agar bisa bersaing dengan perguruan tinggi asing yang datang ke dalam negeri. "Perguruan tinggi asing bisa masuk ke indonesia, ketika kita tak melakukan perubahan terhadap sistem, manajemen pengelolaan pendidikan perguruan tinggi pasti kita tergilas, kita habis," kata Sofyan Anif.
Sofyan mengatakan kuliah jarak jauh tak hanya bisa diikuti oleh mahasiswa UMS, melainkan juga mahasiswa dari universitas lain yang sudah bekerja sama dengan UMS. Bahkan jelas dia, kuliah jarak jauh juga bisa diakses hingga di luar negeri.
Ke depannya, UMS siap menggandeng Universittas Muhammadiyah lainnya serta beberapa universitas di luar negeri agar bisa saling bertukar wawasan keilmuan melalui kuliah jarak jauh. Menurutnya, metode kuliah jarak jauh sedang menjadi tren di berbagai perguruan tinggi ternama di luar negeri.
Melalui kuliah jarak jauh, mahasiswa tak perlu untuk datang ke kampus untuk mengikuti kelas perkuliahan. Materi kuliah bisa disimak langsung secara daring melalui komputer.
Meski begitu, kata Sofyan tak semua materi kuliah dapat dilakukan kuliah jarak jauh. Hanya mata kuliah tertentu yang dapat disimak mahasiswa secara daring. Sebagai awal, UMS pun melakukan kuliah umum tentang Keislaman dan Kemuhammadiyahan.
"Kuliah jarak jauh ini menjadi kebutuhan kita, bentuk pengembangan pengelolaan perguruan tinggi," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
