Kamis 01 Feb 2018 14:09 WIB

7 Kasus Kasus Difteri Ditemukan di Sukabumi

Satu di antaranya positif difteri dan enam lainnya masih suspect.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Perawat mengunakan baju steril saat akan melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terkena virus 'Difteri' (ilustrasi)
Foto: Antara
Perawat mengunakan baju steril saat akan melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terkena virus 'Difteri' (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak tujuh orang warga Kota Sukabumi dilaporkan terkena difteri. Dari tujuh orang tersebut satu di antaranya dinyatakan positif difteri dan enam lainnya masih suspect difteri. "Dari laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) ada tujuh kasus difteri," ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi seusai membuka pertemuan sosialisasi outbreak response immunization (ORI) difteri di Aula Bank Jabar Banten (BJB) Kota Sukabumi, Kamis (1/2). 

Dia memerinci satu orang positif difteri dan enam orang lainnya masih dinyatakan suspect difteri. Oleh karena itu Fahmi mengatakan, Kota Sukabumi telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) difteri. Di Jawa Barat, dia mengatakan, dari 27 kota/kabupaten ada sebanyak 23 kota/kabupaten yang berstatus KLB difteri.

Dari 23 wilayah itu ungkap Fahmi, Kota Sukabumi terpilih oleh pemerintah untuk melaksanakan imunisasi difteri atau ORI pada 5 Februari 2018 mendatang. Jumlah daerah di Jabar yang melaksanakan ORI hanya sebanyak 15 kota/kabupaten.

Menurut Fahmi, kegiatan ORI ini merupakan langkah nyata untuk mencegah penularan difteri di tengah masyarakat. Pasalnya, penyebaran penyakit ini cukup mudah dan dapat mengakibatkan kematian.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Ritanenny menambahkan, pelaksanaan ORI ini akan dilakukan sebanyak tiga kali yakni pada Februari, Juni, dan Desember. "Untuk logistik telah dipersiapkan Kementerian Kesehatan sementara daerah menyiapkan anggaran operasional," imbuh dia.

Menurut Rita, Kota Sukabumi sudah menetapkan KLB difteri sehingga diharuskan pemerintah untuk melaksanakan ORI. Meskipun satu suspect lanjut dia maka pemerintah tetap harus menetapan KLB difteri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement