REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga yang menyaksikan fenomena super blue blood moon, dari kawasan obyek wisata Umbul Sidomukti, gagal menyaksikan fase gerhana secara utuh. Cuaca yang cenderung mendung telah menghalangi pandangan untuk bisa menyaksikan fase demi fase momen langka tersebut.
Warga yang datang dari Kota Semarang maupun Kabupaten Semarang tersebut baru dapat menatap bulan secara utuh saat peristiwa astronomi itu telah berlalu. "Dari sore hari, di sini mendung dan bahkan sempat hujan," kata Diana (21), warga Pedurungan, Kota Semarang, Rabu (31/1).
Diana pun tak dapat menyaksikan proses awal terjadinya gerhana bulan total. Langit baru menyibak awan yang menyelimuti bulan mulai pukul 21.05 WIB. "Saat itu fase gerhana bulan total sudah berlalu. Jadi kami tidak bisa menyaksikan saat bulan berwarna merah darah," ujarnya.
Pengunjung Umbul Sidomukti lainnya, Budiman (30), juga bernasib serupa. Warga Tuntang, Kabupaten Semarang itu sengaja datang ke kawasan Umbul Sidomukti demi menyaksikan super blue blood moon. Namun, ia hanya dapat melihat gerhana bulan saat memasuki fase parsial.
"Penasaran juga. Seluruh tahapannya tidak dapat saya lihat secara utuh karena cuaca tidak mendukung," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, cukup banyak warga yang ingin menyaksikan fenomena gerhana bulan dari kawasan Umbul Sidomukti. Mereka menjadikan Pondok Kopi sebagai tempat ideal untuk menyaksikan peristiwa ini.