REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kyai Haji Ma'ruf Amin mengomentari, pernyataan kontroversial Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian soal organisasi massa Islam selain NU dan Muhammadiyah. Namun, pernyataan itu dianggap oleh Ketua MUI tidak masalah, serta sangat situasional dan kontekstual.
"Jadi yang dimaksud oleh Kapolri setelah saya ingat-ingat, ternyata konteksnya itu dalam rangka menghadapi radikalisme, isu-isu khilafah dan juga peran nasional yang pada waktu itu agak kencang, tahun lalu," papar KH Ma'ruf Amin dalam Milad LPPOM MUI di Balai Kartini, Rabu (31/1).
Isu radikalisme memang sedang kencang-kencangnya pada awal 2017. Saat itu, Kapolri merasa yang benar-benar keras dan tegas melawan kelompok-kelompok radikal adalah NU dan Muhammadiyah. Dua ormas Islam itu yang dirasa konsisten terus dalam bela Pancasila dan negara.
Namun, lebih lanjut KH Ma'ruf mengatakan, ia tidak bermaksud menafikan ormas-ormas lain. Kapolri menyampaikan pernyataan tersebut dalam rangka pertemuan ulama serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan NU di Pesantren Tanara, Banten, milik KH Ma'ruf.
"Saya sudah temui Kapolri dan tanya, waktu itu memang di pesantren saya bilangnya. Itu isunya adalah peran ulama dalam mengawal keutuhan dan persatuan bangsa. Yang dimaksud ada kelompok yang ingin meruntuhkan negara itu adalah kelompok-kelompok ormas yang radikal," ujar KH Ma'ruf.
Pernyataan tersebut, bukan dalam konteks NU dan Muhammadiyah saja yang berperan, tetapi dalam konteks pihak Polri menghadapi tekanan dari kelompok-kelompok radikal, intoleran. "Saya kira kalau itu konteksnya memang tidak masalah ya. Karena itu tidak ada maksud untuk menampikkan peran ormas-ormas yang lain. Jadi sangat situasional dan kontekstual," ujar dia.
Polri akan bekerja sama dengan siapa saja, dan Polri mengakui peran ormas lain di dalam proses kemerdekaan, maupun mengawal dan menjaga keutuhan negara. Menurut Ketua MUI, ormas lainnya akan paham dengan apa yang dijelaskan olehnya.
Sebelumnya diberitakan, beredar video Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam sebuah video yang beredar. Dalam video tersebut, Tito mengatakan bahwa ormas Islam selain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, hanya merontokkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pernyataan itu menimbulkan kemarahan pada ormas-ormas Islam lainnya. Rencananya, Kapolri akan menyampaikan pernyataan terkait masalah tersebut di acara Milad PBNU, sore ini.