Rabu 31 Jan 2018 13:49 WIB

Cara Santun TGB Damaikan Warga Bertikai

Gubernur mengingatkan masyarakat pentingnya semangat saling memaafkan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi menyampaikan tausiyah perdamaian dan pentingnya saling memaafkan usai shalat shubuh berjamaah di Masjid Nurul Yaqin, Monjok Culik Bangket, Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Rabu (31/1).
Foto: Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi menyampaikan tausiyah perdamaian dan pentingnya saling memaafkan usai shalat shubuh berjamaah di Masjid Nurul Yaqin, Monjok Culik Bangket, Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Rabu (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya semangat saling memaafkan. Dengan sikap saling memaafkan dan menumbuhkan sifat kasih sayang antarsesama, maka sebanyak apapun kesalahan, kekeliruan dan kenangan tidak baik dari saudara yang lain, lambat laun akan terhapus dengan sendirinya.

"Dengan saling memaafkan, kehidupan akan lebih berkah, keamanan terjamin, serta rezeki akan selalu tercurah dari Allah SWT," ujar Gubernur yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) ini usai shalat shubuh berjamaah di Masjid Nurul Yaqin, Monjok Culik Bangket, Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Rabu (31/1).

TGB juga mengajak masyarakat terus mengokohkan persaudaraan. Tidak hanya ketika berada di tempat-tempat ibadah seperti masjid, namun juga di tempat-tempat lain. Di mana masyarakat dapat membangun hubungan baik dan silaturahmi.

"Sebab, mengokohkan persaudaraan dan membangun hubungan baik, tidak hanya kepada saudara yang memiliki ikatan darah, atau karena memiliki kesamaan iman. Membangun persaudaraan itu juga berlaku kepada seluruh umat manusia," lanjut TGB.

TGB mengajak para orang tua menjadi contoh yang baik bagi anak-anak. Hal ini secara tidak langsung akan membentuk karakter dan jiwa yang kuat bagi anak-anak.

"Kita contohkan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kita contohkan untuk selalu membangun silahturahmi, berbuat baik, Insya Allah, mereka (anak-anak) akan menjadi orang baik," kata TGB.

Kegiatan silaturahmi ini merupakan salah satu bentuk upaya TGB mendamaikan perselisihan antara warga Lingkungan Monjok, Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang dan Lingkungan Taliwang, Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.

Sebelumnya, pada Selasa (30/1), TGB menggelar shalat dzuhur berjamaah dilanjutkan silaturahmi di Masjid Qubbatul Islam, Kelurahan Karang Taliwang, Mataram.

Dalam kesempatan itu, TGB mendorong warga Karang Taliwang dan Monjok mengokohkan persaudaraan dan menjaga hal-hal baik yang ada di tengah masyarakat. Menurut TGB, jika masyakarakat hidup damai serta menjauhkan diri dari perselisihan, maka akan tumbuh keberkahan bagi masyarakat.

"Yang paling mahal dalam hidup kita bermasyarakat adalah persaudaraan," ujar TGB usai menunaikan shalat dzuhur di Masjid Qubbatul Islam, Kelurahan Karang Taliwang, Mataram, NTB Selasa (30/1).

TGB juga menjelaskan arti yang paling mendasar dari Islam adalah kedamaian dan ketenangan. Kata TGB, hidup damai merupakan bentuk nyata dalam menunaikan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

"Kalau kita tidak paham Islam itu membawa perdamaian, keselamatan, maka shalat juga kita tidak maksimal," lanjut TGB.

TGB bersyukur adanya kesepakatan dari kedua pihak untuk saling menjaga dan merawat persaudaraan. TGB meminta masyarakat menjaga kesepakatan itu.

"Perjanjian itu tidak hanya disaksikan tokoh masyarakat, tokoh agama, atau pihak keamanan, namun yang lebih besar adalah disaksikan Allah SWT," kata TGB menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement