Selasa 30 Jan 2018 18:29 WIB

Mahasiswa UMM Usung Misi Perdamaian Asean Melalui Kopi

Kopi digunakan sebagai media untuk menyuarakan perdamaian ke seluruh Asean.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa UMM Usung Misi Perdamaian Asean Melalui Kopi.
Foto: Wilda Fizriyani/REPUBLIKA
Mahasiswa UMM Usung Misi Perdamaian Asean Melalui Kopi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Terinspirasi oleh film besutan Angga Dwimas Sasongko Filosofi Kopi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Olivia Afina dan Kayla Azzahra menggunakan kopi sebagai media untuk menyuarakan perdamaian ke seluruh Asean. Keduanya mendatangi beberapa negara di Asean sembari membagikan kopi yang dibungkus sendiri dengan menuliskan pesan singkat pada kemasannya.

"Aku dan Kayla bawa kopi Indonesia yang kurang terkenal. Ada pesan yang ingin aku sampaikan tentang keberagaman Asean melalui kopi yang aku package itu," ungkap Olivia melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id.

Mahasiswa semester delapan ini menerangkan, meminum kopi itu sebuah tradisi konvensional masyarakat untuk berdiskusi. Secara tidak disadari, kebiasaan ini banyak menghasilkan pemikiran-pemikiran baru. Kopi juga unik karena lebih berkarakter.

Olivia melanjutkan, tulisan pada bungkus kopi yang ia dan Kayla buat bertujuan untuk menyebarkan pesan perdamaian di Asean. Cara ini juga menjadi jalan bagi keduanya mengenalkan Indonesia sebagai negara yang merepresentasikan keanekaragaman Asean.

Sementara itu, dipilihnya Asean bukan tanpa alasan. Selain karena Indonesia bagian dari Asean, banyaknya pendapat sumbang tentang Asean juga jadi pertimbangan. "Kita pilih Asean karena berangkat dari persprektif orang sekitar tentang Asean yang pesimistis, useless, dan nggak punya progress," jelas Olivia.

Selain mengkampanyekan tentang perdamaian melalui diplomasi kopi, Olivia dan Kayla juga membawa isu sosial budaya dalam misinya. Keanekaragaman Asean yang luar biasa menjadi bahasan penting pada setiap kunjungannya. Sebab, dia menilai, budaya itu bisa merepresentasikan ciri khas setiap negara.

Sebagai informasi, kedua mahasiswa ini menjalankan misinya selama setahun ke lima negara, seperti Thailand, Kamboja, Myanmar, Malaysia, dan Singapura. Saat menjalani kegiatan ini, teman perjalanan Olivia, Kayla tak menampik mengalami hambatan. Ia mengaku suatu kali sempat muncul rasa was-was dalam diri rekannya atas langkah yang tengah ditempuh.

"Olivia khawatir. Takutnya nanti orang-orang yang ada disana mikir kita mau ngeracunin atau apalah. Tapi setelah kita niat dan jalan ternyata hampir semua orang yang kita kasih kopi ini merasa senang dan ngasih feedback yang postif," ungkap Kayla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement