Selasa 30 Jan 2018 14:05 WIB

Kapolri akan Temui Ormas-Ormas Islam, Ini Penyebabnya

Ucapan Tito yang menyebut organisasi lain merontokkan negara menuai protes.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian usai memberikan pembekalan kepada Anggota Polri saat  rapat pimpinan Polri di Auditorium PTIK,  Jakarta, Rabu (24/1).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian usai memberikan pembekalan kepada Anggota Polri saat rapat pimpinan Polri di Auditorium PTIK, Jakarta, Rabu (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video ucapan Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menuai polemik setelah menyatakan bahwa akan merangkul ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di semua lini. Ucapan Tito yang menyebut organisasi lain merontokkan negara pun menuai protes dari sejumlah pihak.

Soal hal tersebut, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengatakan, Kapolri akan bertemu dengan organisasi Islam lainnya. "Nanti akan ada pertemuan dengan organisasi-organisasi islam. Kita silaturahim," kata Setyo di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (30/1).

Pada pertemuan itu, kata Setyo, selain bersifat silaturahim, Polri juga akan memberikan penjelasan terkait ucapan Tito Karnavian. Ketika dikonfirmasi soal konteks ucapan Tito itu, Setyo menjelaskan, ucapan Tito itu terlontar pada 2016.

"Waktu itu kalau tidak salah ada MoU dengan NU. Saya waktu itu masih Kadiv Hukum, bahkan gambarnya viral ada gambar saya di situ, saya masih Kadiv Hukum dan di kantor PBNU kalau tidak salah," kata Setyo.

Berikut merupakan penggalan ucapan Tito dalam video yang beredar di media sosial:

Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua Polres wajib membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten dan kota. Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian, mereka bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement