Senin 29 Jan 2018 21:02 WIB

Pejabat Negara Ramai-Ramai Tolak Impor Beras

Harga gabah di tingkat petani mulai anjlok, padahal saat ini sudah masuk panen raya.

Red: EH Ismail
Panen raya di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Senin (29/1).
Foto: Dokumentasi Kementan.
Panen raya di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Senin (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUASIN -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan perasaan mirisnya mendengar harga gabah turun hingga Rp 1.300 per kilogram saat kondisi sedang panen di mana-mana. Hal ini disampaikan Ketua MPR saat bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadiri panen raya di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.

“Kita tinggal menghitung hari memasuki panen raya, tetapi harga gabah jatuh,” kata Zulkifli, Senin (29/1).

Menurut Zulkifli, beberapa hari lalu diketahuinya harga jual gabah masih Rp 5.500 per kilogram, namun sekarang harga jual gabah menjadi Rp 4.200 per kilogram dan petani menalami kerugian.

“Apalagi, ini sudah memasuki panen raya. Marilah kita muliakan petani,” ujar Zulkifli.

Mengenai adanya indikasi mafia dalam hal perberasan, Ketua MPR mengatakan, lantaran alasan itulah dia kini hadir bersama Kabareksrim dan Satgas Pangan untuk melihat permasalahan yang ada di lapangan.

“Kita bela Mentan. Karena Mentan selalu berpihak kepada petani. Kami akan sampaikan pemikiran-pemikiran ini kepada Presiden bahwa dengan kenyataan yang ada di lapangan, impor Beras kami tolak,” tegas Zulkifli

Menurutnya, dengan melihat langsung di lapangan bersama Mentan Amtan, memang benar ada panen di mana-mana, khususnya di Banyuasin. “Kalau pedagang kan banyak di Jakarta. Mereka tidak tahu bagaimana di lapangan dan tidak melihat seperti luasan panen ini,” ujarnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan, saat ini harga gabah sudah mengalami penurunan antara Rp 300 sampai Rp 700 per kilogram, seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Guna mengatasi permasalahan ini, kami minta Bulog untuk membeli gabah petani. Yang biasanya (Bulog) hanya (beli) 150 ribu ton, kami minta agar ditingkatkan jadi 600 ribu ton,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPR Bambang Soesatyo menyatakan, dia telah meminta Komisi IV agar mendesak pemérintah untuk meninjau kembali rencana pemerintah terkait impor beras sebanyak 500 ribu ton. “Karena saat ini petani memasuki panen dan harga sudah mulai turun. Apalagi, ada rencana impor . Ini kan menjadi beban psikologis bagi petani. Padahal, kita mau petani makmur,” kata Bambang.

Kepala Staf Presiden Moeldoko yang hadir pada acara panen tersebut menyampaikan, dia akan memperkuat hal-hal yang telah disampaikan oleh Menteri Pertanian kepada Presiden Joko Widodo. “Secara alamiah, saat ini petani sedang panen. Jangan sampai impor beras dilakukan. Kami minta jangan sampai presiden menjadi korban kebijakan,” kata Moeldoko.

Hal yang sama disampaikan anggota DPRD Banyuasin, Ahmad Yani. Menurut Ahmad Yani, DPRD Banyuasin tegas menolak rencana impor beras. “Sekali lagi kami nyatakan, kami menolak keras menolak impor beras,”  kata Ahmad Yani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement