Senin 29 Jan 2018 17:35 WIB

Pemprov Jabar Ingin Pencak Silat Diakui Unesco

Jabar punya misi mengantarkan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Para pesilat anak-anak memperagakan gerakan-gerakan silat pada acara Temu Pendekar Internasional 2 yang digelar Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI), di Balai Kota Bandung.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Para pesilat anak-anak memperagakan gerakan-gerakan silat pada acara Temu Pendekar Internasional 2 yang digelar Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI), di Balai Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), mempunyai misi besar untuk mengantarkan Pencak Silat sebagai Intangible Cultural World Heritage atau Warisan Budaya Dunia Tak Benda oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Oragnization ( Unesco). Unesco adalah organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang khusus menangani persoalan pendidikan, keilmuan, budaya.

"Selain membawa Pencak Silat ke panggung Olimpiade, kita juga memiliki misi besar lainnya, yaitu membawa Pencak Silat goes to Unesco," ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) saat membuka secara resmi helatan Musyawarah Besar (Mubes) Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi) II akhir pekan lalu.

Demiz menilai, pencak silat ini tidak kalah penting, karena Pencak Silat mengandung nilai-nilai luhur universal. Di antaranya, pertemanan, persaudaraan, perdamaian, etos kerja, keberanian, semangat berkompetisi, kebersamaan, harmoni, keindahan, dan penghambaan kepada Sang Pencipta.

"Sehingga sangat layak untuk menjadi Warisan Budaya Tak Benda asal Indonesia, katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Pemprov Jawa Barat sangat mendukung upaya Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi) yang menargetkan Pencak Silat diakui Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda pada 2019 mendatang. Sebab, hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk lebih meyakinkan Unesco dan publik internasional, bahwa Pencak Silat ini benar-benar milik bangsa Indonesia, dan bangsa Indonesia pun layak memilikinya.

Demiz menjelaskan, Pencak Silat sebagai khasanah budaya tradisi yang multi-aspek, meliputi aspek seni budaya, beladiri, olah raga, dan mental spiritual. Inilah yang membedakan dan menjadi kelebihan Pencak Silat dari seni beladiri populer lainnya, terlebih lagi Pencak Silat memiliki berbagai aliran dengan keunikannya masing-masing.

 

Sementara menurut Ketua Dewan Pembina Maspi ditemui usai acara pembukaan Mubes II Maspi, Edwin Senjaya, menargetkan pada 2019 Pencak Silat bisa diakui Unesco. Maspi, kata dia, terus berupaya mendorong Pencak Silat menjadi lebih membumi dan mendunia.

Edwin Senjaya pun berharap ke depan Pencak Silat tidak hanya fokus pada empat aspek saja, yaitu seni budaya, mental spiritual, olahraga, dan prestasi. "Tapi juga bisa menjadi alat perjuangan untuk mengawal kedaulatan dan isu-isu kebangsaan ini, serta jalan dakwah," kata Edwin.

 

 

 

Advertisement