Senin 29 Jan 2018 16:46 WIB

Ketua PBNU Berharap Kasus Kiai Umar tak Bermotif Politik

Kiai Umar dipukuli orang tak dikenal di dalam masjid pesantren.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
Kondisi Kiai Umar Basyri, korban penganiayaan di Cicalengka, Bandung, Sabtu (27/1) pagi.
Foto: Istimewa
Kondisi Kiai Umar Basyri, korban penganiayaan di Cicalengka, Bandung, Sabtu (27/1) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua PBNU Marsudi Syuhud menuturkan pihak kepolisian harus mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Kiai Umar Basyri, di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/1). Kiai tersebut dipukuli orang tak dikenal di dalam masjid pesantren.

"Saya harap Pak Polisi bisa menanganinya dengan tuntas, kasus ini terbongkar, biar kelihatan semuanya, dan untuk mengetahui alasan mendasarnya apa," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (29/1).

Marsudi berharap motif penganiayaan terhadap Kiai Umar itu bukan karena politik atau karena diperintahkan oleh kelompok orang besar tertentu. Karena itu, menurutnya kepolisian punya tugas yang besar untuk mencari tahu lebih mendalam soal apa yang terjadi di balik penganiayaan.

"Mungkin perlu dilihat ada enggak korelasi ke luarnya itu, misal yang menyamping ke kanan, kiri, depan, belakang atau ke atas, itu memang ada enggak, itu harus dicari juga. Pak Polisi punya tugas untuk melihat sejauh mana, ada kepentingan orang lain apa enggak," ujar dia.

Marsudi pun heran dengan pelaku penganiayaan tersebut. "Pak Kiai musuhnya siapa sih, dia enggak paham, enggak tahu apa-apa langsung ditempelengin, tapi ya kita harapkan bagi santri-santrinya untuk tetap menjaga kondisi, jangan main hakim sendiri, percayakan kepada polisi untuk menangani," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement