REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra mengatakan, penataan Jalan Jati Baru oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebabkan kemacetan di beberapa wilayah seputar Tanah Abang. Halim mengatakan, kemacetan sangat terasa saat pagi dan sore hari.
"Jadi memang kalau di Tanah Abang sih karena satu jalur memang tidak padat karena digunakan PKL (Pedagang Kaki Lima) dan Bus Transjakarta," kata Halim, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (28/1).
Beberapa wilayah yang disebut terkena dampak penataan Tanah Abang adalah Jalan Fachrudin ke Tomang dan akses Tanah Abang ke arah Slipi. Halim mengungkapkan, kemacetan meningkat pada siang dan sore hari.
"Jadi bukan di Tanah Abangnya, tapi imbasnya ke tempat lain," ujarnya.
Meningkatnya kepadatan di sejumlah wilayah tersebut, kata Halim, memang sebatas pengamatan Dirlantas Polda Metro Jaya. Akan tetapi, kepadatan lalu lintas yang terkena imbas penataan Jalan Jati Baru cukup mengganggu jalur transportasi.
Seperti diketahui, sejak 22 Desember 2017 lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menata kawasan Jalan Jati Baru, depan Stasiun Tanah Abang. Mereka tidak lagi diizinkan berjualan di trotoar, tetapi ratusan tenda disediakan untuk PKL berjualan di Jalan Jati Baru.
Setelah sekitar sebulan berjalan, Polda Metro Jaya menilai penataan tersebut menyebabkan kemacetan di wilayah lain. Terkait hal tersebut, pihak Dirlantas telah menyampaikan surat kepada Pemprov.