REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (ITB) Nuraini Rahma Hanifah menyatakan, ada dua dugaan penyebab gempa yang terjadi secara berturut-turut belakangan ini di Banten dan sekitarnya. Pertama, diduga dari terusan sesar Cimandiri (patahan Pelabuhan Ratu) yang menerus ke laut, dan kedua dikarenakan terjadi di dalam lempeng subduksi.
"Kalau misalkan ternyata (kedalaman lempeng) lebih dalam dari 50 kilometer maka gempa yang terjadi berada di lempeng Australia. Tapi kalau dia lebih dangkal misalkan 40 kilometer, dugaannya dikarenakan karena sesar Cimandiri, kami masih kaji dalam riset karena kami perlu lagi meningkatkan akurasi," kata Rahma kepada Republika.co.id, Sabtu (27/1).
Menurut Rahma, terjadinya gempa susulan tersebut sebetulnya merupakan indikasi dari satu bidang patahan. Oleh karena itu ia menilai setelah gempa susulan itu selesai, maka akan terlihat pola gempa susulan. "Sehingga bisa dipahami bidang gempanya seperti apa."
Rahma mengatakan bahwa gempa bermagnitude 8,7 Skala Richter (SR) berpotensi mengguncang Pulau Jawa. Namun tidak bisa diketahui kapan perulangan tahunnya akan terjadi. "Semakin besar gempanya, semakin lama siklusnya, dan semakin kecil gempanya siklus makin cepat," ujarnya.
Wanita lulusan S3 Nagoya University tersebut mengatakan, dengan teknologi yang ada saat ini gempa bisa diprediksi dalam arti untuk menghitung berapa besarnya potensi energi yang ada. "Kami bisa memantau itu dengan metode GPS ya, tapi kami punya yang tipe scientific. Ketelitianmya 0,1 milimeter. Dengan itu kami bisa menghitung berapa akumulasi data yang tersimpan dalam suatu bidang," katanya.
Maka berdasarkan alat tersebut, Rahma mengetahui bahwa di selatan Jawa saat ini sudah tersimpan energi paling tidak setara 8,7 SR. "Ada kemungkinan 8,7 SR itu bakal terjadi, tapi belum bisa dipastikan kapan. Potensi itu ada di selatan Jawa itu. Jadi kita bisa saja mengalami gempa Aceh atau gempa Jepang 2011," jelasnya.
Untuk wilayah yang terdampak dari potensi 8,7 SR tersebut, Rahma menyebut beberapa wilayah di selatan Sumatra, Banten, dan sebagian Jawa Tengah juga terkena. Bahkan bukan sesuatu yang tidak mungkin utara Jawa seperti Jakarta juga terdampak. "Gempa Lebak kemarin membuktikan bahwa gempa 6,1 saja bisa terasa ya. Jadi kalau dikasih lebih besar ya pasti lebih terasa lagi," jelasnya.
Rahma juga mengatakan tidak hanya di Jawa Barat, gempa berkekuatan 8,7 SR juga bisa terjadi di selatan Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.