Sabtu 27 Jan 2018 16:57 WIB

Tol Ngawi-Kertosono Ditargetkan Diresmikan Februari 2018

Pembangunan fisik Tol Ngawi-Kertosono sudah mencapai 98 persen.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nidia Zuraya
Proyek pembangunan jalan tol  (ilustrasi).
Foto: Antara
Proyek pembangunan jalan tol (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek Jalan Tol Ngawi-Kertosono ditargetkan untuk diresmikan pada Februari 2018. Sebelumnya, proyek jalan tol yang dikelola oleh PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) ini telah menggelar Festival Jalan Tol pada awal bulan Januari 2018 lalu guna mensosialisasikan jalan tol baru ini pada masyarakat.

"Dalam rangka mengupayakan percepatan pembangunan kami berusaha mengebut sejumlah pekerjaan yang sedang memasuki tahap finishing. Diantaranya adalah intersection dengan jalan nasional, penyelesaian gerbang tol, guardrail, rambu, patok STA dan marka jalan, serta pembangunan rest area," ujar Direktur Utama PT NKJ Iwan Moedyarno dalam keterangan tertulis kepada Republika, Sabtu (27/1).

Menjelang akhir bulan Januari 2018 sendiri PT NKJ selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah berhasil mencatatkan 98,5 persen dari aspek pembangunan fisik. Sedangkan dari aspek pembebasan lahan PT NKJ telah membebaskan 99 persen dari seluruh kebutuhan lahan untuk proyek jalan tol sepanjang 87 kilometer (km) ini.

Secara keseluruhan, Jalan Tol Ngawi-Kertosono memiliki tiga Gerbang Tol (GT) yang menerapkan sistem transaksi tertutup, yang hanya melayani seratus persen pembayaran tol elektronik atau non-tunai. Ketiga GT ini berada di Ruas Jalan Tol Ngawi-Kertosono yakni GT Madiun, GT Caruban, dan GT Wilangan.

Iwan mengatakan Jalan Tol Ngawi-Kertosono ini total panjangnya 87 km. Untuk ruas Ngawi-Wilangan sepanjang 49,5 km dikerjakan oleh PT NKJ dengan nilai investasi Rp 3,83 triliun. Adapun sisanya yakni Ruas Wilangan-Kertosono sepanjang 37 km dikerjakan dan sumber pendanaannya ditanggung oleh Pemerintah.

"Jalan Tol Trans Jawa, khususnya Ruas Ngawi-Kertosono diharapkan dapat membawa peranan penting dalam peningkatan tingkat efisiensi biaya distribusi barang dan jasa. Selain itu diharapkan membawa dampak pada peningkatan perekonomian di Indonesia khususnya di koridor jalan tol dan Pulau Jawa," tutur Iwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement