REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ribuan pegawai tidak tetap (PTT) dan tenaga harian lepas (THL) Kabupaten Purwakarta, berkumpul di Bale Sawala Yudhistira. Mereka berkumpul, karena diundang oleh Bupati Dedi Mulyadi.
Bupati dua periode ini, berpamitan kepada para pegawai yang selama ini turut membantu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, jabatannya sebagai kepala daerah tinggal menghitung hari.
Karenanya sebelum jabatannya berakhir, ia ingin bertemu dengan pegawai yang selama ini berada di balik layar dari kepopuleran Purwakarta saat ini. "Saya haturkan terima kasih kepada PTT dan THL ini. Terutama, tukang sasapon, tukang taman, tukang angkut sampah," ujar Dedi dengan wajah sedih, Jumat (26/1).
Menurutnya, tanpa mereka Purwakarta tidak ada apa-apanya. Sebab, mereka bekerja disaat pegawai lainnya sedang tertidur lelap. Mengingat, tukang sasapon ini mulai bekerja membersihkan jalanan protokol di Purwakarta sejak pagi buta.
Tak hanya itu, bermekarannya bunga warna-warni di setiap taman di Purwakarta, karena adanya sentuhan dingin dari tangan tukang taman. Tanpa mereka, taman-taman di wilayah ini tidak akan indah.
Menurut Dedi, jadi peran para PTT dan THL yang tersebar di sejumlah instasi, seperti Dinas PU dan Bina Marga serta Dinas LH ini, sangat besar perannya. Apalagi, selama kepemimpinannya Dedi menekankan akan kebersihan kota.
Saking pentingnya aspek kebersihan ini, Dedi sampai menunjuk petugas Linmas khusus K3. Tak hanya itu, di setiap satu kilometer jalan protokol, maka akan ada satu THL yang bertugas sebagai tukang sasapon.
"Tugas mereka sangat berat. Sebab, mereka bertanggungjawab terhadap kebersihan, kenyamanan, serta kecantikan Purwakarta," ujarnya.
Akan tetapi, selama dirinya memimpin, kesejahteraan para pegawai ini masih jauh dari ideal. Dengan begitu, lanjut Dedi, dirinya berharap siapapun penggantinya bisa memerhatikan nasip para PTT dan THL ini. Bahkan, kalau bisa upahnya ditingkatkan lagi.
Sementara itu, Eman Sulaeman (56 tahun), salah seorang tukang sasapon, mengatakan, dirinya sangat bersedih dengan berakhirnya jabatan Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta. Pasalnya, baru di kepemimpinan Dedi Mulyadi, para PTT dan THL mendapat perhatian pemerintah. Salah satu indikatornya, upah PTT dan THL ini meningkat.
"Kami, tukang sasapon mendapatkan upah Rp 2,1 juta per bulan. Kalau petugas Linmas K3, upahnya Rp 1,5 juta," ujarnya.
Akan tetapi, dengan berakhirnya jabatan Dedi Mulyadi sebagai bupati, para PTT dan THL ini diwarnai kecemasan. Khawatir, kerja mereka akan diputus oleh pemimpin baru. Mengingat, para pekerja nonASN ini diangkat berdasarkan SK bupati.