Sabtu 27 Jan 2018 04:45 WIB

Rusia Dukung Pendidikan Muslim

Islam tradisional dianggap bagian penting dari kode budaya Rusia

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Bilal Ramadhan
Muslim Rusia (ilustrasi)
Foto: EPA/Artur Shvarts
Muslim Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia terus mendukung pendidikan Islam yang memainkan peran kunci dalam mengatasi gagasan destruktif yang menyebar di kalangan pemuda Muslim di negara tersebut. Rusia pasti mendukung pendidikan Islam melalui universitas negeri besar dan cara lain, kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan ulama Muslim di Kazan.

Dilansir dari RT International pada Jumat (26/1), Putin menganggap peran pendidikan Muslim di kalangan anak muda sangat penting. Sebab, ada banyak masalah dan gagasan berbahaya di menyasar remaja.

Ia mencontohkan, kelompok radikal seperti Negara Islam (ISIS) selalu berupaya menyebarkan ideologinya dan merekrut anggota baru di kalangan kaum muda di wilayah Muslim Rusia. Putin beranggapan gagasan radikal hanya bisa ditangani dengan pendidikan Islam yang benar.

Ia menekankan Islam tradisional adalah bagian penting dari kode budaya Rusia. Pun komunitas Muslim Rusia merupakan bagian yang sangat penting dari populasi multinasional Rusia.

Menurut sebuah sensus pada 2002, ada 14,5 juta Muslim di Rusia. Jumlah itu menyumbang sekitar 10 persen dari total populasi negara itu. Putin memuji organisasi Muslim Rusia atas pekerjaannya di tingkat internasional.

"Saya pikir ini adalah bidang aktivitas sangat menarik dan penting. Tidak mengherankan jika anda sedang mendapat bantuan dan dukungan," ujar dia.

Sejumlah kegiatan internasional yang mendapat sambutan positif, seperti, organisasi Muslim Rusia menggelar Forum Muslim Internasional tahunan yang mempertemukan para pemimpin Muslim dari Eropa dan tempat lain. Kegiatan itu salah satu upaya mengenalkan Muslim Rusia, seperti, perkembangan Muslim, hubungan Muslim dan otoritas, dan dukungan presiden terhadap Muslim Rusia.

Mufti Besar Rusia Ravil Gainutdin mengatakan Muslim Rusia adalah kekuatan lunak dalam mempromosikan model pengembangan masyarakat sipil. "Saya baru saja menerima duta besar AS, kemudian rekannya dari Spanyol. Kami bukan politisi dan diplomat, tapi kami memiliki diplomasi rakyat sendiri. Kami berbicara dengan mereka, mengubahnya ke pihak kami," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement