Jumat 26 Jan 2018 18:08 WIB

Daerah Air Payau, Warga Asmat tak Miliki Akses Air Bersih

Menkes Nila bersama rombongan meninjau langsung pasien campak dan gizi buruk.

Warga menggendong anaknya saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warga menggendong anaknya saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan, Salah satu kendala terbesar yang dihadapi masyarakat Asmat, di Papua adalah penyediaan sarana air bersih. Ia juga menyebut penanganan masalah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat membutuhkan keterlibatan semua pihak.

"Masyarakat Asmat itu tinggal di daerah dengan kondisi air payau. Akses air bersih sama sekali tidak ada. Ini harus kita perbaiki bersama. Untuk kebutuhan air bersih di RSUD Asmat saja sangat sulit," kata Nila, Kamis (25/1).

Pada Kamis, Menkes Nila Moeloek bersama rombongan meninjau langsung pasien dengan campak dan gizi buruk di RSUD Asmat di Kota Agats. Menkes Nila berpesan kepada para orang tua agar benar-benar memperhatikan kebersihan di lingkungan sekitar. Nila menyaksikan langsung satu persatu pasien anak dengan campak dan gizi buruk di ruang Aula RSUD Agats.

Salah seorang ibu pasien ditanya kondisi kebersihan di sekitar rumah dan tempat bermain anakanya. Pasien itu menjawab ada banyak lumpur yang menjadi tempat bermain sang anak, dan cuci tangan pakai sabun pun tidak biasa dilakukan.

"Kenapa tidak cuci tangan, kalau tangan kotor terus makan kan banyak kuman, cacing yang ikut kemakan sama anaknya. Biasakan cuci tangan," kata Nila.

Setelah itu, Nila menyambangi pasien lainnya di Aula Gereja Protestan Indonesia yang berada di belakang RSUD Agats. Gereja itu dijadikan ruang rawat inap bagi pasien campak dan gizi buruk yang dalam masa pemulihan.

Di halaman depan gereja itu, tampak dua anak tengah bermain ular tangga di bawah tenda merah. Menkes pun ikut bergabung di dalamnya. Selain ular tangga, ada permainan lain yang bisa dimainkan anak-anak di sana seperti permainan balon bahkan berlari-lari.

Selain untuk mengurangi rasa bosan anak, permainan itu dimaksudkan untuk merangsang sistem motorik pada anak. Mereka juga diberikan pemahaman tentang penting dan caranya mencuci tangan melalui video.

Hingga Kamis (25/1), jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD Agats sebanyak 82 orang. Perinciannya, penderita campak tujuh pasien, gizi buruk 73 pasien, gizi buruk plus campak dua pasien, dan gizi kurang enam pasien. Secara keseluruhan jumlah pasien dari September 2017 hingga 23 Januari 2018 di Kabupaten Asmat yaitu campak sebanyak 646 pasien, gizi buruk 144 pasien, campak plus gizi buruk empat pasien, dan suspek campak 25 pasien

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement