Jumat 26 Jan 2018 17:13 WIB

Awal Tahun, Dinkes Purbalingga Temukan 3 Kasus DBD

Kejadian DBD memang cenderung mengalami peningkatan pada musim penghujan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Musim penghujan yang berlangsung sejak akhir tahun lalu hingga saat ini, berpotensi meningkatkan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Seperti yang terjadi di Kabupaten Purbalingga, jumlah kasus DBD sejak awal Januari 2018 hingga saat ini sudah terjadi tiga kasus.

"Ketiga kasus tersebut kami ketahui dari pemantauan petugas surveilance di sejumlah puskesmas," kata Kabid Pencegahan dan pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Semedi, Jumat (26/1).

Menurutnya, kejadian DBD memang cenderung mengalami peningkatan pada musim penghujan. Hal ini karena air hujan yang tertampung di media-media barang bekas atau sampah, kerap menjadi media perkembang biakan nyamuk. 

"Untuk itu, kami meminta warga lebih menjaga kebersihan lingkungannya. Bila menemukan media yang dapat menampung air di tempat terbuka, agar segera disingkirkan agar tidak menampung air hujan," katanya.

Dia menyebutkan, tiga kasus DBD yang terjadi sejak awal tahun 2018 ini, ditemukan di dua desa. Antara lain, di Desa Lamuk Kecamatan Kejobong sebanyak dua kasus dan di Desa Tlahab Kidul Kecamatan Karangreja sebanyak satu kasus.

Untuk mengah penularan penyakit DBD di lingkungan sekitar warga yang terjangkit DBD, Semendi menyatakan, pihaknya telah melakukan pantauan fogging. Apalagi, dalam survei di rumah warga sekitarnya juga ditemukan adanya jentik nyamuk pada 5 persen dari rumah/bangunan yang diperiksa.

Dalam kesempatan fogging tersebut, Semedi juga menyatakan telah melakukan sosialiasai kepada masyarakat terkait genangan air yang beresiko menjadi sarang nyamuk Aedes aegypty. "Untuk persediaan obat di puskesmas tidak ada masalah," ujarnya.

Menurutnya, jumlah penderita DBD sepanjang tahun 2017 di wilayah Purbalingga tercatat sebanyak 191 kasus yang tersebar di 17 lokasi. Dari jumlah kasus tersebut, seluruhnya bisa tertangani sehingga tidak ada yang sampai meninggal dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement