Jumat 26 Jan 2018 08:13 WIB

Revitalisasi Blok G, Sandi Bangun Loksem Semi Permanen

Beberapa titik di Blok G sudah tidak terawat dan tidak layak pakai

Rep: Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Warga melintasi genangan air di Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta, Senin (11/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Warga melintasi genangan air di Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini sedang menyiapkan desain lokasi sementara (loksem) untuk memindahkan para pedagang dari Blok G Tanah Abang. Bangunan ini akan dibuat semi permanen.

"Jadi sama seperti yang di Pasar Rumput, ini semi permanen," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/1) malam.

Desain pasar itu akan dibuat dalam 1-2 pekan ini. Proyek ini akan menelan anggaran senilai Rp 2 miliar. Sandiaga menjelaskan, gedung itu akan dibuat dalam bentuk semi permanen dengan bahan gypsum. Dengan desain seperti ini, pembangunan tidak membutuhkan waktu lama.

"Ini tiga bulan jadi, pakai baja ringan terus ditempel-tempel pakai gypsum," kata dia.

Bangunan ini akan terdiri dari tiga lantai dengan luas 5.000 meter persegi. Secara kapasitas, bangunan ini diperkirakan baru dapat menampung 832 pedagang dari total sekitar 900 pedagang Blok G dan pedagang kaki lima (PKL) yang tak tertampung di Jalan Jatibaru, Tanag Abang.

Ia berharap pembangunan loksem ini akan menandai fase kedua penataan Tanah Abang. Penyediaan loksem akan dilakukan pada kuartal pertama 2018. Proses konstruksi akan dilakukan pada kuartal 2-4. Sementara, pembangunan Blok G akan dimulai 2019.

"Jadi nanti, oh nggak (paralel). Dibikin dulu (loksemnya), siap, mereka (pedagang Blok G) baru dipindahin," kata politikus Partai Gerindra ini.

Adapun lahan yang digunakan terletak di samping Hotel Pharmin, Tanah Abang. Lahan ini merupakan milik seorang pengusaha terkenal bernama Robby Sumampouw.

Sandiaga menambahkan, para pedagang Blok G harus dibuatkan loksem karena gedung yang ada sekarang akan direvitalisasi. Revitalisasi ini penting, sebab bangunan itu telah berusia 30 tahun. Bangunan itu dinilai sudah tidak layak pakai.

"Di beberapa titik-titik sudah tidak layak lagi karena tidak terawat dan sudah tidak layak pakai," ujar Sandiaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement