REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menilai MRT bukan hanya sebagai alat pemindah orang. Ia mengatakan, dibangunnya Mass Rapid Transit (MRT) nantinya bisa mengubah kebiasaan masyarakat Jakarta.
"MRT ini tidak hanya menjadi alat memindahkan orang. Saya juga berharap MRT menumbuhkan budaya baru di Jakarta dan budaya baru di Indonesia," kata Anies, dalam kunjungannya ke kantor PT MRT, Kamis (25/1).
Ketika MRT nantinya selesai dibangun dan mulai beroperasi, sebanyak 173 ribu masyarakat akan menggunakan moda transportasi tersebut. Menurut Anies, adanya MRT bisa membuat masyarakat Jakarta bisa terbiasa tepat waktu, antre, dan bersih.
"Tanpa disadari kita sedang mendidik warga Jakarta untuk tepat waktu. 173 ribu orang setiap hari akan Anda didik, dan kalau dilakukan tiap hari mereka akan memiliki budaya baru tentang ketepatan waktu, antre, dan kebersihan," ujar dia.
Selain itu, Anies juga memperkirakan MRT bisa menjadi melting pot Jakarta. Saat ini, penduduk Jakarta menggunakan berbagai macam alat transportasi. MRT diharapkan dapat mengubah pandangan masyarakat yang terbiasa menggunakan transportasi pribadi sehingga alat transportasi tersebut bisa menimbulkan ruang interaksi publik baru.
"Di Jakarta ini masyarakat yang makmur, yang biasa, yang kurang makmur itu tidak bersama dalam transportasi publik. Mau ke kantor ada yang naik mobil, ada yang AC-nya dingin banget, ada yang tanpa AC, ada yang pakai sopir ada yang sendiri. Ada yang menggunakan motor, ada juga yang menggunakan kendaraan umum. Jarang sekali kita temukan kendaraan umum yang seluruh lapisan sosial ada. Jadi, MRT nanti menjadi melting pot," lanjut dia.
Saat ini, perkembangan pembangunan MRT telah hampir selesai. Ditargetkan pada bulan Maret 2018 kereta akan didatangkan dan terus dilakukan percobaan hingga bisa beroperasi pada Maret 2019.