Rabu 24 Jan 2018 22:47 WIB

Festival Kopi Ramah Lingkungan Digelar di Jambi

Untuk mengapresiasi petani kopi kerinci yang ramah lingkungan.

 Pameran Kopi ramah Lingkungan diadakan oleh WWF Indonesia di Jambi, Rabu (24/1).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Pameran Kopi ramah Lingkungan diadakan oleh WWF Indonesia di Jambi, Rabu (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- WWF Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci menyelenggarakan festival kopi ramah lingkungan. Acara ini digelar di Lapangan Merdeka Sungai Penuh Kanupaten Kerinci, Jambi, pada Rabu (24/1) hingga Kamis (25/1).

 "Acara ini diselenggarakan untuk menghargai para petani kopi yang ramah lingkungan," kata Doda Goccy Nugroho, selaku Manager Cluster III WWF Indonesia Progam Rimba melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (24/1).

Doda mengatakan, WWF Indonesia telah melakukan pendampingan dan peningkatan kapasitas pada 10 kelompok petani kopi dan 4 kelompok wanita tani. Harapannya pendampingan terasebut dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan para petani kopi.

Tri Agung, selaku Tim Leader WWF Indonesia mengatakan, telah mendampinggi petani kopi di Kabupaten Kerinci selama satu tahun terakhir. Selain pendampingan, pihaknya juga memberikan pengolahan biji kopi yang baik dan benar sesuai standar nasional dan internasional.

"Kami disini membantu peralatan kopi mulai dari pulper 11 unit , huller 4 unit, roasting 4 unit , grinder 4 unit, mesin jahit karung 11 unit hingga alat untuk menggukur kadar air kopi 11 unit," ujarnya.

Ia menjelaskan, pada awalnya kelompok tani dampingan WWF hanya 10 kelompok termasuk tiga kelompok perempuan. Seiring berjalannya program ini ada kelompok baru lagi yang tertarik untuk ambil bagian dalam program ini. Sehingga total kelompok yang terbentuk hingga saat ini mencapai 17 kelompok dengan 4 di antaranya Kelompok Tani Wanita (KWT).

Semua yang dilakukan melalui program ini untuk meningkatkan kualitas baik dari petaninya sendiri maupun hasil produksi kopi tersebut. Dia menambahkan bahwa program WWF yang di implementasikan bersana LSM Lahar di 10 desa dampingan dan pemberian alat pengolah kopi untuk membantu petani kopi organik dan pengkayaan dari kopi tersebut.

"Kelompok tani dengan komitmennya telah menciptkan kopi organik sudah bertahap diimplementasikan dengan tidak menggunakan pestisida," ujarnya.

Lebih lanjut ia menambahkan dengan kerjasama dengan KPHP unit 1 Kerinci berupa kegiatan Tehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), membuat implementasi penanaman di lahan hampir kritis dan kritis di hutan produksi dan APL seluas 100 hektare dengan 62.500 bibit multipurpose tree species.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement