Selasa 09 Jan 2018 06:02 WIB

Potensi Kopi Arabika Kerinci

Seorang petani menunjukkan biji kopi Arabika yang dipanen di Desa Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (19/10). Menjelang masa panen serentak, permintaan kopi gayo kualitas unggulan untuk pasar lokal dan nasional terus mengalami peningkatan dengan harga ditingkat penampung naik Rp 90ribu hingga Rp.180 ribu per kilogram.
Foto: Rahmad/Antara
Seorang petani menunjukkan biji kopi Arabika yang dipanen di Desa Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (19/10). Menjelang masa panen serentak, permintaan kopi gayo kualitas unggulan untuk pasar lokal dan nasional terus mengalami peningkatan dengan harga ditingkat penampung naik Rp 90ribu hingga Rp.180 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBU --  Kopi arabika Kerinci berpotensi besar menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor di Indonesia. Selain memiliki kriteria bagus, cita rasa kopi daerah ini memiliki karakter menarik.

"Kopi arabika Kerinci punya karakter menarik, accidity (keasaman) ada, kemudian rasa rempah dan buahnya juga aga," kata Pembeli biji kopi langsung di tingkat petani dari Vigilante Coffe Company, Awan Suryo Prasetyo dalam diskusi bersama sejumlah pegiat kopi di Jambi, Senin (8/1).

Vigilante Coffe Company merupakan kedai kopi independen yang berpusat di Whasington DC Amerika Serikat, membeli langsung kopi dari petani di Indonesia, termasuk kopi arabika Kerinci.

Bahkan kedai kopi tersebut telah memesan biji kopi (green bean) giling basah sebanyak satu kontainer atau 18 ton yang dibeli langsung ke petani di Kerinci.

"Kita membangun hubungan langsung dengan petani, karena kalau kita ingiN kopi yang bagus kita bisa kasih tahu mereka (petani) bagaimana kriterianya," katanya.

Untuk menjadi komoditas unggulan ekspor di Indonesia itu kata Awan, petani atau pun prosesor kopi arabika Kerinci sangat dibutuhkan konsistensi terutama pada panen hingga proses pascapanen.

Jika petani atau pun proses kopi tidak konsisten pada proses itu demi mengejar untuk memenuhi pasokan, maka bisa membuat biji kopi tidak berkualitas sehingga pembeli atau buyer akan beralih.

"Harus konsisten ya, misalnya petik matang konsisten, kemudian proses pascapanen karena itu akan menentukan kualitas biji kopi yang bagus," katanya menjelaskan.

Di Provinsi Jambi, kopi arabika Kerinci tersebut hanya tumbuh di wilayah Kabupaten Kerinci yang merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.400-1.700 meter dari permukaan laut (mdpl).

Selain arabika, Jambi juga memiliki jenis tanaman kopi Robusta yang tumbuh di wilayah Kabupaten Merangin yang merupakan daerah dataran sedang dengan ketinggian rata-rata 800 MDPL.

Kemudian kopi jenis Liberika juga dimiliki Jambi. Kopi Liberika tersebut tumbuh di lahan gambut dataran rendah dengan ketinggian 0-100 MDPL.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement