REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknis penggunaan ponsel pintar atau android dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2018, masih belum jelas. Hingga kini, ketua panitia pusat SBMPTN 2018 Prof Ravik Karsidi belum juga membuka suara untuk menjelaskan teknis dan hal lain terkait pelaksanaan SBMPTN 2018.
"Belum, masih kami bahas itu," kata Ravik kepada Republika, Selasa (23/1).
Dia menjelaskan, android tersebut menjadi salah satu media yang membantu peserta dalam pelaksanaan tes SBMPTN. Mengingat, tahun 2018 ini, panitia memiliki target menjangkau 200 ribu peserta yang mengikuti seleksi.
Untuk tahun ini, panitia pun masih membuka dua alternatif tes yaitu dengan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC). "Jadi ya android itu untuk bantu, karena komputer kita juga terbatas," kata dia.
Meski begitu, Ravik mengaku, masih belum dapat menjelaskan lebih lanjut perihal pengguaan android dalam tes SBMPTN 2018. Dia memastikan, panitia akan segera mengumumkan atura tersebut jika telah rampung dibahas.
"Ya untuk sosialisasi dan lainnya, insyaallah waktunya cukup. Jadi tunggu saja nanti kami akan share kepada media," jelas dia.
Sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyebutkan, ponsel pintar atau android bisa digunakan dalam pelaksanaan Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2018. Penggunaan android dinilai sebagai upaya untuk merespon zaman, juga pemanfaatan teknologi digital.